SFA 28

959 121 5
                                    

Setiap detik, menit, jam, hari dan bulan berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap detik, menit, jam, hari dan bulan berlalu. Aku selalu mencoba untuk bertahan. Karena apa yang menghampiri pasti akan pergi disaat waktunya tiba nanti. Aku harus bahagia untuk melepas luka, tapi akan kembali menangis jika luka baru datang lagi. Haruskah aku bertahan? Demi sebuah kebahagiaan itu? Atau menyerah untuk mencari kebahagiaan lain? 

-Min Kana- 


***

Kana tengah sibuk mengemas pakaian yang sekiranya akan ia butuhkan selama pergi dari Mansion milik Yoongi—rumah mereka. Mengamati barang-barang yang akan ia bawa untuk pindah sementara dari rumah ini, tidak lama, mungkin hanya untuk beberapa bulan kedepan.

Setelah mengemas seluruh barangnya, Kana membawa satu koper berukuran cukup besar dan satu tas jinjing berukuran sedang. Dibantu oleh salah satu bodyguard yang memang telah menunggu dirinya di depan pintu kamar. Menuruni anak tangga dengan hati-hati. Setibanya di lantai dasar, ia melihat bibi Ong dan Zuya sudah menunggunya diruang tamu. Ketiga nya saling berpeluk seakan Kana akan pergi jauh dan tidak akan kembali dalam waktu lama. Padahal Kana hanya akan pergi sebentar saja.

"Bibi akan merindukan nyonya muda dan twins." Ucap bibi Ong dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Kana hanya terkekeh lembut mendengar ucapan wanita paruh baya itu.

"Aku juga tidak ada teman melukis lagi, nanti." Sahut Zuya juga.

"Aigoo... Kenapa bibi dan eonni berbicara seakan aku tidak akan kembali lagi eoh? Tenang saja, aku akan sesekali pulang kesini." Ujar Kana. "Oh iya eonni, jangan lupa bersihkan ruanganku ya, semalam aku sedikit membuatnya berantakan, hehe." Kana terkikik malu, ia meninggalkan ruang santainya dengan keadaan yang tidak seperti biasanya. Makhlum, jika sedang dilanda banyak pikiran dan tekanan, Kana hanya bisa menyalurkan nya lewat kanvas dan berbagai alat lukis lainnya atau alat musik dan beberapa kertas note yang ia pakai.

Zuya mencebik bibirnya kesal, namun terlihat menggemaskan dimata Kana. "Nyonya muda ini akan pergi, tapi meninggalkan diriku dengan banyak sekali pekerjaan. Awas saja, aku akan meminta Mr. Kim menaikkan gajiku." Ujar Zuya dengan intonasi yang dibuat-buat kesal, namun Kana dan bibi Ong sangat tahu, bahwa gadis berusia 25 tahun itu hanya bercanda.

Ketiga wanita berbeda usia itupun tertawa bersama, setelahnya mereka berjalan keluar dari rumah. Menghantar Kana sampai memasuki sebuah mobil mewah yang sudah menunggunya sejak tadi.

"Kana pergi dulu bibi, eonni. Annyeong." Pamit Kana setelah pintu mobilnya di tutup oleh salah satu bodyguard disana.

"Hati-hati Kana-ya." Ujar Zuya.

"Hati-hati sayang." Ucap bibi Ong. "Hati-hati membawa mobilnya Donghae-ssi. Pelan-pelan saja." Ucap bibi Ong pada supir pribadi tuan besar Min itu. Setelah mendapatkan jawaban dari Donghae, bibi Ong menjauhkan dirinya dari mobil itu.

SO FAR AWAY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang