SFA 24

1K 121 38
                                    

Kana terbangun dari tidurnya, kini jam di atas nakas sudah menunjukkan pukul 06:00 pagi. Ia duduk di tepian kasur dengan tatapan kosong. Mata sembabnya dan surai panjang yang sangat kusut itu terlihat memperburuk keadaan dirinya. Kana menghela nafas panjang dan menghembuskannya kentera kasar, mata bulatnya kembali terasa memanas, ia bangkit, lalu berjalan lemas ke arah kamar mandi dengan perlahan, memegangi perutnya yang kian hari bertambah besar.

Membasuh wajah dengan air dingin, Kana menatap pantulan dirinya dari cermin. Lagi, cairan bening itu mengalir dari kedua mata merahnya, membasahi pipi. Entah kenapa, kejadian dan pertemuan kemarin dengan wanita itu, membuat dada Kana semakin sesak.

Ahn Saeron!

Wanita itu kembali lagi, dengan membawa berita yang begitu mengejutkan baginya.

Aku juga sedang mengandung, anak Yoongi.

Kalimat itu masih terus terngiang di dalam otak Kana, tidak kuasa menahan diri lagi. Kana seperti di hantam berton-ton tumpukan besi, perkataan Saeron kembali menghancurkan hati Kana. Kabar buruk itu membuat Kana kembali dalam jurang kehancuran. Wanita lain juga tengah mengandung anak dari suaminya—Min Yoongi.

Kana mengangkat wajahnya, menatap dirinya yang ada dipantulan cermin. Menghapus airmata itu seraya tersenyum—sok tegar. "Gwaenchana, semua akan baik-baik saja." Gumamnya.

Aku hanya butuh penjelasan dari Yoongi oppa.

Setelah larut dalam sesak di dada, Kana memutuskan untuk mandi. Mungkin setelah ini ia akan berusaha menghubungi Yoongi, yang dua hari ini tidak memberinya kabar. Pria Min itu sedang berada diluar negeri, melakukan perjalanan bisnis.

Kana keluar dari kamarnya, berjalan menuruni tangga secara perlahan, di dapur sudah ada bibi Ong yang tengah menyiapkan sarapan untuknya. Kana mendekat, lalu menyapa wanita tua itu dengan suara lemah lembut.

"Cah, ini susu untuk Mommy mini-mini." Ujar bibi Ong seraya menyodorkan segelas susu hamil pada Kana, yang disambut baik oleh sang empu.

"Terimakasih, bibi." Ucap Kana, kemudian meneguk susu itu perlahan hingga habis sampai tetes terakhir.

"Lanjutkan sarapanmu, bibi harus menjemur pakaian ke belakang." Ujar bibi Ong, meninggalkan Kana yang duduk sendirian dimeja makan. Wanita hamil itu tidak berselera menatap sarapan paginya. Ia menghela nafas kasar, lalu mengalihkan atensinya pada salah satu maid yang kebetulan sedang lewat.

"Zuya eonni, bisa bantu aku?" Kana bangkit dari duduknya, mendekat pada wanita yang bernama Zuya itu.

"Ne nyonya, apa yang bisa saya bantu?" tanya Zuya.

"Sudah berapa kali aku katakan, jangan panggil aku nyonya, eonni." Tegas Kana, menatap wanita yang lima tahun lebih tua darinya itu dengan tatapan kesal. Tapi terlihat imut sekali bagi Zuya.

"Baiklah, Kana-ya. Sekarang katakan, apa yang bisa aku bantu?" tanya Zuya.

"Bisa belikan aku cemilan di supermarket depan? Sepertinya stok milikku habis, eonni tahu sendiri Yoongi oppa tidak mengizinkan aku keluar rumah jika ia sedang tidak ada disini." Ujar Kana.

"Baiklah, cemilan seperti biasa, kan?"

"Hm... Dan tolong antarkan ke ruanganku, ne? Sebelumnya terimakasih eonni." Ucap Kana sebelum Zuya pergi untuk membeli kemauannya.

Kana berjalan ke sudut utara, melewati ruang tamu. Ia menyusuri lorong yang lumayan panjang itu sampai ke ujung, lalu tangan mungilnya mendorong salah satu patung pajangan disana, dan perlahan tembok berwarna putih itu berderit dan memutar perlahan, Kana memasuki celah yang terbuka dan masuk kesana, tembok tersebut kembali tertutup dan menelan tubuh berisi Kana disana.

SO FAR AWAY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang