Vote dulu sebelum membaca!
*
*
*
*
*
***
Seperti hari-hari sebelumnya, Karina berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali. Sesampainya di sekolah, Karina segera pergi menuju kelas Jeno.Karina berjalan menuju meja Jeno. Ia mengeluarkan kotak makan dari dalam tas sekolahnya. Ia tersenyum sambil melihat kotak itu.
"Semoga Kak Jeno suka."
"Oooh... ternyata kamu."
Deg!
Tubuh Karina menegang di tempat, dia baru saja terpergok oleh seseorang.
"Aduh mampus gua. Gua harus gimana nih?" teriak Karina dalam hati.
Dengan gerakan perlahan, Karina membalikan tubuhnya. Matanya membulat begitu melihat Yoshi tengah berdiri tidak jauh darinya.
"Ka-Kak Yoshi!"
Yoshi tersenyum tipis. "Ternyata kamu yang tiap hari buatin bekal untuk Jeno."
Karina langsung menundukan kepala ketakutan. "Apa setelah ini Kak Yoshi bakal kasih tau Kak Jeno tentang gua? Nggak, ini nggak boleh terjadi."
Karina memberanikan diri untuk menatap Yoshi. Laki-laki itu tenyata sudah berdiri lebih dekat di depan Karina.
"Kak Yoshi, aku mohon tolong jangan kasih tau Kak Jeno tentang ini!" pinta Karina sambil menangkupkan kedua tangannya.
Yoshi menganggkat alisnya. "Loh kenapa?"
"Kak Yoshi masih inget aku?"
"Inget dong, setiap ketemu sama kamu, pasti ada aja kejadian menarik. Seperti pas kamu upacara pakai helm, kepeleset pas mau lompat tinggi, terus...."
"Iya iya Kak, jangan disebutin semua, Kak!" ucap Karina dengan nada merana.
Yoshi terkekeh. "Iya iya."
"Kakak tau kan kejadian pas Kak Jeno marahin aku?"
Yoshi mengangguk.
"Aku belum siap ketemu apalagi bicara sama Kak Jeno. Jadi sampai aku siap, tolong rahasiain hal ini! Please!"
"Oooh... oke. Tapi kamu berani kasih gua imbalan berapa untuk tutup mulut?"
"I-imbalan?"
"Iya, di dunia ini nggak ada yang gratis."
"Apapun permintaan Kakak aku kasih, asal jangan yang melibatkan uang. Aku miskin, Kak!" mohon Karina.
Yoshi tertawa. "Oke, bentar gua pikir dulu."
Yoshi terlihat berpikir, sementara Karina dengan resah menunggunya. Sungguh hari ini Karina sedang tertimpa sial. Kesialan tampaknya memang tidak ingin jauh-jauh dari Karina, kalau perlu setiap hari nempel.
"Gimana kalau kamu jadi asisten gua?" celutuk Yoshi.
"Hah! Asisten?"
Yoshi mengangguk. "Cuma asisten bersih-bersih lapangan basket sama peralatan basket kok. Setiap eskul basket, anak-anak selalu nggak mau bersihin lapangan dan kembaliin peralatan basket ke ruang peralatan olahraga. Selama ini cuma gua yang kerja sendiri bersihin itu semua. Jadi biar lebih cepat selesai, lo harus selalu bantuin gua. Gimana, lo mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Choice
FanfictionKarina adalah gadis biasa yang diam-diam menyukai Jeno, salah satu cowok paling populer di sekolah mereka. Setelah sekian lama memendam rasa, Karina akhirnya memutuskan untuk memperjuangkan perasaannya kepada Jeno. Namun tanpa direncanakan, Yoshi te...