Vote dulu sebelum membaca!
Terima kasih banyak.
*
*
*
*
****
Kini hanya ada Karina dan Yoshi di ruang tamu itu. Yoshi meletakan bungkusan plastik yang tadinya berada di sampingnya ke atas meja."Aku beliin terang bulan buat kamu. Tapi kayaknya udah dingin deh," ujar Yoshi.
"Gak pa-pa, pasti tetep enak kok," ucap Karina lalu terkekeh.
Yoshi tersenyum, dia membuka bungkusan lalu membuka kardus wadah terang bulan. Dia mengambil sepotong terang bulan lalu menyodorkan terang bulan itu ke arah mulut Karina.
"Ayo makan!" ucap Yoshi lembut.
Karina membuka mulutnya lalu menggigit sedikit terang bulan itu.
"Enak," kata Karina jujur.
Yoshi tersenyum. "Aku kesini karena mau ngabisin waktu sama kamu, secara besok hari Minggu dan juga setelah ini aku harus fokus belajar karena sebentar lagi ujian."
Karina mengangguk. "Aku juga akan fokus belajar karena sebentar lagi mau kelas dua belas."
"Jadi, kita mau ngapain malam ini?" tanya Yoshi.
Karina memutar otak. "Gimana kalau kita nonton film?"
Yoshi mengangguk. "Oke."
"Bentar, aku ambil laptop dulu di kamar," ucap Karina. Dia berdiri lalu pergi ke kamarnya untuk mengambil laptop. Setelah itu dia kembali ke ruang tamu.
Mereka duduk di lantai dan bersandar pada pinggiran sofa. Mereka menonton film yang memiliki alur sedih. Karina yang kebetulan adalah anak yang cengeng pun berhasil dibuat menangis.
Yoshi panik sendiri, dia tidak tahu harus berbuat apa. Karina menangis sampai sesenggukan, gadis itu terlihat sangat sedih.
Yoshi lalu berinisiatif menepuk-nepuk pundak Karina. Namun tangis Karina tidak kunjung reda. Mulai sekarang Yoshi berjanji, dia tidak akan membiarkan dia dan Karina menonton film yang sedih-sedih lagi.
"Karina, udah dong jangan nangis!" pinta Yoshi dengan nada putus asa.
Karina tetep menangis. "Ma-masa cowoknya mati sih? Padahal mereka baru aja tau perasaan masing-masing. Kenapa cowok sama ceweknya gak bisa bersatu?"
"Itu udah jadi kehendak penulis naskahnya," jawab Yoshi, takut jika perkataannya salah.
Karina menatap mata Yoshi dalam. "Nasib kita gak akan berakhir kaya di film itu kan?"
Yoshi tersentak kaget, bisa-bisanya Karina berpikiran seperti itu?
Yoshi memeluk Karina erat. "Semua yang hidup pasti akan mati. Kita hanya bisa berharap semoga kita bisa bersama dalam waktu yang cukup lama di dunia ini," kata Yoshi lembut, dia mengelus lembut rambut kekasihnya.
Karina mengangguk. "Iya. Aku berharap nasib kita gak kaya di film itu, nasib cinta mereka tragis banget," ujar Karina, masih menangis.
Karina baru berhenti menangis setelah film berakhir. Yoshi akan melepas pelukan mereka, namun Karina menahannya. Dia malah semakin mempererat pelukan mereka.
"Tunggu bentar lagi, jangan dilepas dulu!" pinta Karina.
Yoshi tersenyum, dia mengelus punggung Karina lembut. Sejak kapan kekasihnya ini jadi manja begini? Apa Karina sedang PMS? Tapi apapun alasannya, menurut Yoshi sekarang Karina tampak sangat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Choice
FanfictionKarina adalah gadis biasa yang diam-diam menyukai Jeno, salah satu cowok paling populer di sekolah mereka. Setelah sekian lama memendam rasa, Karina akhirnya memutuskan untuk memperjuangkan perasaannya kepada Jeno. Namun tanpa direncanakan, Yoshi te...