9. Aneh

507 86 9
                                    

Vote dulu sebelum baca!

*

*

*

*

****

"Karina, jangan bilang kalau otak Kak Jeno bermasalah karena kepalanya habis ketimpuk bola," ucap Yeji menggebu-gebu.

Saat ini mereka tengah berada di kantin saat jam istirahat kedua. Sembari makan, Karina menceritakan semua yang terjadi di UKS dari awal sampai saat ia dan Jeno berpisah karena bel masuk berbunyi.

"Mu-mungkin juga karena Kak Jeno kaget karena liat gua nangis. Kak Jeno bilang kalau ini pertama kalinya dia liat cewek nangis karena ulah dia."

"Tapi di atas semua itu, lo pasti seneng kan?" tanya Lia.

"Ya jelas lah," seru Karina girang, tapi setelah itu ia langsung memasang wajah murung. "Tapi tekad gua yang mau hapus perasaan gua ke Kak Jeno langsung hancur seketika. Gua jadi berharap lagi buat dapetin hati Kak Jeno."

"I-iya juga ya. Kak Jeno mungkin nggak terlalu memusingkan tentang hal ini, beda sama lo yang langsung ketar-ketir karena baper," ucap Lia.

Yeji memegang kedua pundak Karina. "Karina, lo harus jual mahal! Jangan bersikap seolah-olah lo ngejar Kak Jeno lagi."

"Ju-jual mahal?" tanya Karina.

Yeji mengangguk. "Lo harus berpegang teguh pada niat awal lo, hapus rasa suka lo ke Kak Jeno!"

"Gua setuju, jangan terlalu berharap sama Kak Jeno! Entar lo sakit lagi."

Karina mengangguk. "Iya. Gua udah capek sama semua ini. Gua nggak mau sakit hati lagi gara-gara Kak Jeno. Gua harus move on."

"Bagus. Semangat, Rin! Kita dukung lo," ucap Lia.

"Iya. Semangat!" ucap Karina sambil meninju udara.

"Semangat apa?"

Karina, Yeji dan Lia langsung menghadap ke depan. Mulut mereka seketika ternganga begitu melihat Jeno, Yoshi, Junkyu, Jihoon dan Heechan tengah berdiri di hadapan mereka. Jeno duduk menghadap langsung Karina. Yang lain segera ikut duduk. Posisinya adalah Jihoon menghadap Yeji sementara Heechan kenghadap Lia. Yoshi dan Junkyu duduk di dua kursi yang tersisa, tidak menghadap siapa-siapa.

Jeno tersenyum. "Jangan mangap-mangap gitu! Entar ada lalat masuk."

Karina, Yeji dan Lia segera menutup mulut mereka lalu menundukan kepala. Saat ini mereka sangat terkejut karena squad tampan tiba-tiba duduk di hadapan mereka.

"Tadi lo belum jawab pertanyaan gua. Semangat apa, Rin?" tanya Jeno.

Karina langsung gelagapan, ia memandang Yeji dan Lia, bermaksud meminta bantuan. Tapi kedua sahabatnya ini malah langsung memalingkan muka. Sialan.

"Anu itu... semangat main futsal untuk pelajaran olahraga besok," ucap Karina pada akhirnya.

"Tadi lo main futsalnya juga semangat banget sampai nendang muka gua."

"Ma-maafin aku, Kak."

"Lo udah berkali-kali minta maaf. Nggak bosen apa?"

"Jeno, ayo kita cari tempat duduk lain!" ucap Yoshi lalu melirik sekitar dengan wajah resah. Karena saat ini semua mata pengunjung kantin tertuju pada mereka.

Karina baru menyadari hal itu dan dia langsung merasa sangat malu akan hal ini. Kaxrina kembali menundukan kepala, merasa mati kutu.

"Kenapa lo nundukin muka terus sih, emang di bawah ada apa?" tanya Jeno.

Right ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang