2. Pesta

911 135 15
                                    

Vote dulu sebelum membaca!

*

*

*

*

Catatan:
Di chapter ini kalian bayangin muka Karina, Yeji dan Lia belum sebening di real life. Alias buluk. (Astaghfirullah berdosa sekali aku)

*

* * *
Hari-hari berikutnya tidak ada kejadian sial lain yang menimpa Karina, mungkin Tuhan juga tidak tega memberikan cobaan terus-menerus kepadanya.

Akhirnya hari jum'at datang, hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh hampir semua murid SMA Anggrek Merah. Karena malam harinya akan diadakan pesta untuk merayakan telah diterimanya para murid kelas 10. Ini adalah tradisi yang hanya dimiliki SMA Anggrek Merah.

Malam itu pesta berlangsung cukup meriah. Ratusan pasangan berdansa di lantai aula yang sudah didekorasi seindah mungkin. Mengundang tatapan iri para kaum jomblo yang hanya bisa duduk atau berdiri menonton.

Yeji menghela nafas sedih. "Dari taun lalu sampai sekarang, kita cuma bisa duduk dan ngeliatin orang dansa sambil uwu-uwuan. Lah kita kapan diajak dansa sama cowok?"

"Kayaknya sampai kita kelas 12 juga kita gak akan diajak dansa sama cowok. Semua cowok pasti milih cewek yang cantik buat diajak dansa. Lah kita itik buruk rupa bisa apa?" ucap Lia sedih.

Karina mengangguk setuju. "Udah muka pas-pasan, harga gaun yang dipakai juga pas-pasan. Ini gaun gua aja belinya karena dapet diskonan."

Ketiga sahabat itu menghela nafas bersamaan. Menerima dengan berat hati nasib malang yang menimpa mereka.

Tiba-tiba terdengar suara ribut yang berasal dari para perempuan. Mereka melihat ke arah pintu sambil berjingkrak-jingkrak senang.

Merasa penasaran. Krina, Yeji dan Lia ikut melihat ke arah pintu. Detik berikutnya mereka berdecak kagum.

Terlihat Jeno, Yoshi, Junkyu, Jihoon dan Heechan tengah berjalan memasuki aula. Mereka terlihat sangat tampan dengan tuxedo yang mereka kenakan.

Mereka adalah sekumpulan laki-laki paling tampan dan populer di sekolah ini. Jeno adalah salah satu murid terpintar di sekolah dan juga kapten tim basket SMA Anggrek Merah. Yoshi juga anggota tim basket, selain itu dia juga anggota osis dan PMR. Junkyu, Jihoon dan Heechan juga termasuk anggota tim basket sekaligus anggota tim sepak bola.

"Padahal nggak ada cahaya lampu atau senter yang nyorot mereka, tapi kok mereka keliatan silau banget yah?" celutuk Lia terkagum-kagum.

"Bisa-biasanya cowok-cowok paling tampan di sekolah ini bergabung jadi satu?" ucap Karina.

"Lah kan mereka emang squad," sahut Lia.

Jeno dan teman-temannya memang mendapat julukan squad tampan di sekolah ini. Nama yang sesuai dengan wajah mereka.

"Cowok-cowok kaya mereka udah pasti bakal dansa sama cewek-cewek yang cantiknya kaya tuan putri," ucap Karina sedih. Dari dulu dia selalu berharap bisa berdansa dengan Jeno. Tapi apalah daya, jangankan mengajak, Jeno bahkan tidak mengenal siapa itu Karina. Karina hanyalah salah satu sekelompok siswi yang menyukai Jeno diam-diam. Mungkin bagi Jeno, Karina hanyalah nyamuk yang suka beterbangan di sekitarnya.

Jeno dan teman-temannya melihat kesana kemari. Para perempuan langsung memperbaiki riasan dan merapikan gaun mereka. Berharap jika salah satu dari squad tampan itu akan mengajak mereka berdansa.

Right ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang