12. Kencan

474 67 2
                                    

Biar aku makin semangat ngetik, mohon beri Vote ya! Terima kasih...

*

*

*

*

*

***
Saat ini, Karina, Yeji dan Lia tengah mengerjakan PR Fisika di kamar Lia. Karena otak mereka yang pas-pasan, jadi mereka harus bersatu agar dapat menyelesaikan semua soal dengan mudah.

"Yeeay... tinggal satu soal lagi," seru Karina girang.

"Aseek... habis ini kita nonton film horor," seru Lia.

Mereka mulai mengerjakan soal terakhir. Setelah sepuluh menit berlalu, akhirnya mereka selesai mengerjakan semua soal.

"Akhirnya selesai," ucap Yeji lalu meregangkan otot-ototnya.

"Habis ini kita nonton," seru Lia girang. "Bentar ya, gua ambil camilan dulu," ucap Lia lalu ia keluar dari kamarnya.

Tiba-tiba ponsel Karina bunyi, tanda ada yang menelefon. Ia segera memeriksanya, sebuah nomor tidak dikenal. Ia memutuskan untuk mengangkatnya.

"Hallo! Siapa ya?" tanya Karina.

"Hallo, Karina!"

Karina mengerutkan keningnya, sepertinya ia kenal suara ini. Beberapa saat kemudian kedua matanya membulat.

"Kak Jeno!" pekik Karina.

"Hah! Apa! Kak Jeno?" pekik Yeji dan Lia.

Lia baru saja datang dengan nampan berisi beberapa jenis camilan.

Terdengar suara tawa Jeno di seberang sana.

"Kayaknya lo lagi main sama temen-temen lo ya. Sorry jadi ganggu."

"Nggak pa-pa kok, Kak," ucap Karina lalu tertawa kikuk. "Ngomong-ngomong, Kak Jeno dapet nomor aku darimana?"

"Yoshi."

"Oooh... gitu."

"Lo tolong simpen nomor gua ya!"

"Pasti."

"Ngomong-ngomong, Rin! Besok lo sibuk nggak?"

"Nggak, Kak."

"Bagus. Kalau begitu ayo kita jalan besok!"

Karina hampir saja menjatuhkan ponselnya karena saking terkejutnya mendengar ajakan jalan dari Jeno yang sangat tiba-tiba.

"Besok jam tujuh malam gua jemput. Nanti lo sharelock rumah lo ya!"

Karina masih dengan rasa terkejutnya sampai-sampai kehilangan kata-kata.

Yeji menepuk pelan pundak Karina. "Heh, cepetan lo jawab!"

Karina cepat-cepat menganggukan kepala. "I-iya, Kak."

"Ya udah, gua tutup teleponnya ya. Selamat malam, jangan lupa mimpiin gua ya!"

"I-iya, Kak!" ucap Karina dengan suara bergetar.

Jeno menutup panggilan.

Karina memandang Yeji dan Lia dengan mulut terbuka. Ketiganya lalu berteriak bersamaan.

"Gu-gua harus gimana ini? Gua bingung dan gugup banget sumpah. Otak gua tiba-tiba macet," seru Karina.

"Tenang-tenang, ayo lo tarik nafas terus hembuskan!" ucap Lia yang segera dituruti Karina.

Right ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang