13. Makan Malam

375 72 2
                                    

Mohon vote dulu sebelum membaca!

*

*

*

*

***
Mobil Jeno berhenti. Karina mendengar suara pintu mobil yang dibuka lalu ditutup, lalu beberapa saat kemudian ia mendengar suara pintu di samping Karina dibuka.

"Karina!" panggil Jeno.

"Iya, Kak?"

"Gua lepas sabuk pengaman lo ya."

"Iya, Kak."

Jeno segera melepas sabuk pengaman Karina. Setelah itu ia menggenggam tangan kanan Karina.

"Ayo keluar dari mobil!" titah Jeno yang segera dituruti Karina.

Jeno membawa Karina pergi entah kemana. Tapi yang Karina tahu ia dan Jeno sekarang tengah menaiki tangga.

"Kita udah sampai. Gua buka ya kainnya," ucap Jeno lalu ia membuka kain yang menutupi mata Karina.

Karina mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan matanya dengan banyaknya cahaya api dari lilin-lilin yang berjejer mengelilingi mereka membentuk pola hati.

Karina akhirnya sadar, ia dan Jeno tengah berada di sebuah rooftop dengan pemandangan yang amat indah. Di tengah-tengah rooftop, terdapat meja bundar yang diberi taplak berwarna putih, diatasnya terdapat berbagai hidangan makanan yang menggugah selera. Dengan ini Karina yakin, ini akan menjadi makan malam yang sempurna.

"Lo suka?" tanya Jeno yang berdiri di samping kanan Karina.

Karina menganggukan kepala antusias. "Suka banget, Kak."

Jeno tersenyum teduh, ia menarik tangan Karina mendekati salah satu kursi yang menghadap meja bundar.

"Silakan duduk!" ucap Jeno lembut.

Karina mendudukan diri di kursi itu. Jeno segera duduk di kursi yang satunya.

Karina dan Jeno saling pandang, lalu keduanya tersenyum di waktu yang sama.

Jeno mengambil sepotong daging dengan garpu, lalu ia memberikannya kepada Karina. "Ayo makan!" ucapnya lembut.

Wajah Karina memanas, malam ini Jeno benar-benar romantis. Ia memakan daging yang disuapkan oleh Jeno.

"Gimana rasanya?" tanya Jeno.

"Enak banget, Kak."

"Bagus. Ngomong-ngomong lo nggak ada niatan nyuapin gua juga?"

Kedua mata Karina membulat, ia barusan tidak salah dengarkan?

"Gimana, lo mau?" tanya Jeno.

Karina segera menganggukan kepala. "Mau, Kak."

Dengan tangan sedikit gemetar, Karina segera mengambil daging lalu menyuapkannya kepada Jeno.

Jeno memakannya.

"Rasanya enak, tapi mungkin karena disuapin sama lo, rasanya jadi lebih enak," ucap Jeno.

Karina tidak bisa menahan senyumnya, wajahnya memanas. Jika Jeno terus menggodanya, bisa-bisa wajahnya bisa gosong.

Mereka terus saling menyuapi hingga semua makanan habis tak tersisa. Sungguh cara makan yang aneh, tapi menurut Karina itu benar-benar romantis.

"Ngomong-ngomong...," celutuk Jeno. "Gua punya sesuatu buat lo."

Right ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang