3. Bekal

677 117 19
                                    

Mohon vote dulu sebelum baca!

*

*

*


****
Karina terus menempelkan kepalanya di atas meja.

"

Jangan ke sini! Jangan ke sini! Please, jangan ke sini!"

"Rin, mereka duduk tepat di belakang kita," bisik Yeji.

"Mampus gua."

"Aduh, Rin! Kak Yoshi liatin lo terus nih," bisik Lia.

"Gua harus gimana ini?" bisik Karina panik.

"Ya udah kita pergi aja," usul Lia.

"Tapi kalau mereka liat gua gimana?"

"Dek, itu temen kalian kenapa? Kok kepalanya di meja terus?" terdengar suara Yoshi bertanya.

Tubuh Karina menegang, keringat dingin mengucur deras di sekujur tubuhnya.

"Dia sakit?" tanya Yoshi.

Yeji tertawa canggung. "Nggak pa-pa kok, Kak. Dia cuma ngantuk terus tiduran bentar sampai kami selesai makan."

"Oooh... gitu."

"Aneh banget, tidur kok di kantin. Emang bisa tidur kalau suasana sebising ini?" tanya Junkyu.

"Temen saya emang rada aneh, Kak," jawab Lia.

"Ya udah sih, jangan kepoin urusan orang! Kaya nggak ada kerjaan lain aja kalian," ucap Jeno.

Junkyu tertawa. "Iya deh iya."

Menit-menit berlalu, Karina tetap berada di posisinya. Sebenarnya dia sudah sangat pegal, tetapi daripada Jeno harus melihatnya, Karina lebih memilih seperti ini.

"Rin, mereka udah pergi," ucap Lia pada akhirnya.

Karina menghela nafas lega, dia segera mengangkat wajahnya. Karina menghabiskan sisa minumannya yang sudah tidak sedingin tadi. Akibat berkeringat terlalu banyak, Karina jadi kehilangan banyak cairan.

"Mau sampai kapan lo begini?" tanya Yeji.

Karina menggelengkan kepala lemah. "Nggak tau gua."

"Kalau begitu lo udah nggak ada niatan lagi buat ngejar Kak Jeno?" tanya Lia.

"Ya masih lah. Harapan gua untuk memiliki Kak Jeno itu seluas samudera di bumi."

"Ya gimana lo mau dapetin dia kalau lo ketemu dia aja nggak mau," ucap Lia.

"Ya kan gua masih trauma ama kejadian terakhir. Pertama kali Kak Jeno ngomong sama gua, tapi sayangnya dia marah-marah. Ini gua harus seneng apa sedih?"

"Ngenes banget dah hidup lo," ucap Yeji.

"Tapi apa yang bakal lo lakuin untuk mendapat cinta Kak Jeno? Kalau cewek-cewek lain sih biasanya kasih cokelat dan surat cinta yang mereka taruh di laci meja Kak Jeno," ucap Yeji.

"Serius? Lo tau darimana?" tanya Karina.

"Dari Heejin si anak MIPA 4. Dia sama cewek-cewek lainnya hampir tiap hari kasih cokelat sama surat cinta ke Kak Jeno."

"Wah... wah... wah... nggak bisa dibiarin, nih. Gua juga harus berbuat sesuatu," ucap Karina.

"Tapi mereka nggak pernah berhasil menarik perhatian Kak Jeno loh," ucap Yeji.

Right ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang