29. Terluka Lagi

402 60 1
                                    

Vote dulu sebelum membaca!

Terima kasih banyak!

*

*

*

*


****
"Karina!"

"Heh... kalian jangan berisik! Karina lagi istirahat," tegur Bu Dahyun.

Namun Karina sudah membuka matanya dan melihat siapa yang datang. Yang datang adalah Yoshi dan Jeno, mereka tengah berjalan cepat menghampiri Karina.

Karina berdoa dalam hati. Jangan sampai Yoshi dan Jeno bertengkar lagi disini.

"Karina, kamu baik-baik aja? Mana yang luka?" tanya Jeno dengan nada panik. Matanya menelisik mencari luka Karina.

"Kenapa pundak kamu bisa sampai luka?" tanya Yoshi cemas.

Mata Jeno berhenti pada pundak Karina yang terluka. Mulutnya sedikit terbuka saking terkejutnya.

"Mohon maaf nih ya, cuma mau bilang kalau Karina itu lagi butuh istirahat. Jangan tanya-tanya dia dulu!" ucap Lia jengkel.

"Bener itu. Mending kalian keluar, cewek gak akan bisa istirahat dengan tenang kalau diliatin cowok," timpal Bu Dahyun.

"Aku akan ceritain tentang penyebab Karina bisa terluka ke kalian di luar. Karina biar istirahat aja," ucap Yeji.

"Ide bagus," kata Karina lega. Dia membaringkan kembali tubuhnya ke atas kasur. Saat ini dia benar-benar ingin beristirahat.

Yoshi dan Jeno keluar dari ruang UKS diikuti oleh Yeji dan Lia.

"Jadi... ayo jelasin kronologinya!" ujar Jeno dengan nada tidak sabar.

Yeji dan Lia mulai menceritakan kejadian yang menimpa Karina dari awal sampai akhir tanpa terlewatkan sedikitpun.

"Jadi kalian bener-benar gak tau siapa pelakunya?" tanya Yoshi.

Yeji dan Lia kompak menganggukan kepala. "Kita gak tau."

"Waktu aku liat ke arah rooftop, pelakunya udah gak ada," ucap Yeji.

Yoshi terdiam, menebak-nebak siapa sebenarnya pelaku yang telah menjatuhkan pot bunga kepada Karina. Orang itu pastilah sangat membenci Karina sampai bisa setega itu melemparkan sebuah pot bunga dari tanah liat, dari lantai tiga pula. Meskipun Karina terluka cukup parah, namun Yoshi tetap merasa lega, untung saja pot itu mengenai pundak Karina, kalau mengenai kepala lain lagi ceritanya.

Yoshi memandang ke arah Jeno, laki-laki itu terlihat tengah berpikir keras. Lalu tanpa mengatakan apapun dia berlalu pergi begitu saja.

Yoshi mengerutkan dahi. "Apa Jeno tau siapa pelakunya?"

Yoshi segera mengikuti kemana Jeno pergi, tanpa Jeno ketahui tentunya. Rupanya Jeno pergi menuju kelas mereka. Sesampainya di depan kelas, Jeno mendekati Nancy yang tengah mengobrol dengan Aisha dan Yiren di sebuah kursi panjang. Jeno tiba-tiba menarik pergelangan tangan Nancy lalu membawanya pergi.

Baru beberapa langkah mereka berjalan, Nancy menepis tangan Jeno. "Lo apa-apaan sih, Jen? Dateng-dateng main tarik aja," seru Nancy marah.

"Ikut gua sekarang!" ucap Jeno dingin. Dia kembali menarik pergelangan tangan Nancy dan membawa gadis itu pergi.

Yoshi segera mengikuti Jeno dan Nancy. Dia mengabaikan Aisha dan Yiren yang memanggil-manggil namanya.

"Apa jangan-jangan Nancy pelakunya? Memang kemungkinan besar dia."

Right ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang