35. Sebuah Kebenaran

472 57 8
                                    

Vote dulu sebelum membaca!

Terima kasih banyak.

*

*

*

*

****
Begitu Karina menghentikan motornya, Taeyeon segera keluar dari warung lalu berjalan menghampirinya.

"Akhirnya kamu pulang juga. Sana cepetan ke ruang tamu, ada Jeno di sana. Udah satu jam lebih loh dia nungguin kamu," kata Taeyeon.

"Satu jam?" Karina memekik kaget.

Taeyeon mengangguk. "Iya. Udah sana kamu cepetan temuin dia! Kasihan dia udah nunggu lama banget."

Karina mengangguk, dia berjalan cepat menuju ruang tamu. Dia menemukan Jeno tengah duduk sambil bermain ponsel. Jeno langsung berdiri begitu melihat Karina, laki-laki itu berjalan cepat menghampiri Karina.

"Kamu darimana aja? Katanya lagi gak enak badan, kok malah keluar?" tanya Jeno, terdengar kesal sekaligus cemas.

Karina tidak menjawab, dia tidak tahu harus berkata apa. Mendadak ia diserang perasaan bersalah yang amat sangat. Setelah tadi pagi dia membohongi Jeno, sekarang tanpa sepengetahuan Jeno, dia pergi menemui Yoshi. Karina sudah mempermainkan Jeno. Ini harus segera diakhiri, agar Jeno tidak semakin terluka nantinya.

"Kak Jeno! Aku mau bilang sesuatu ke Kakak," ujar Karina. Tubuhnya mendadak panas dingin.

"Apa?" tanya Jeno.

"Aku gak bisa balikan sama Kakak karena sekarang aku sukanya sama Kak Yoshi. Aku sama Kak Yoshi mulai sekarang pacaran," ujar Karina dengan suara bergetar. Dia merasa sangat tidak enak saat mengatakannya. Karina merasa dia adalah gadis yang brengsek.

Jeno tersentak kaget, beberapa saat kemudian dia tertawa. "Karina, jangan bercanda! Ini gak lucu."

"Aku gak bercanda, aku bicara yang sejujur-jujurnya. Aku udah gak suka sama Kak Jeno lagi, karena sekarang aku suka Kak Yoshi," ucap Karina serius. Dia kejam memang, tapi tidak ada pilihan lain. Ini semua harus diakhiri.

Tawa di wajah Jeno seketika menghilang, digantikan dengan wajah penuh kesedihan yang amat dalam. Karina tahu, Jeno pasti merasa sangat terluka. Mereka terdiam dalam waktu yang cukup lama.

"Jadi, aku bener-bener gak punya kesempatan lagi?" tanya Jeno setelah sekian lama diam.

Karina menganggukan kepala. "Maaf, Kak!"

Jeno tidak menanggapi, dia hanya berdiri mematung sambil menatap Karina kecewa.

Jeno menghela nafas berat. "Aku pulang dulu."

Tanpa menunggu tanggapan dari Karina, Jeno berjalan pergi. Karina menatap sedih mobil Jeno yang melaju meninggalkan rumahnya.

"Maaf, Kak Jeno! Semoga suatu saat nanti Kakak nemuin cewek yang terbaik untuk Kakak."

* * * *

Jeno melajukan mobilnya dengan kecepatan amat tinggi. Saat ini pikiran dan emosinya tengah sangat berantakan. Dia benar-benar butuh pelampiasan sekarang, dia butuh ketenangan.

Jeno menghentikan mobilnya di salah satu club di ibu kota. Ini pertama kalinya Jeno ke sini. Selama ini, Yoona selalu melarang Jeno pergi ke tempat-tempat aneh. Namun untuk kali ini, tidak ada lagi yang akan melarang Jeno pergi ke club. Dia akan bersenang-senang di sana sampai dia melupakan masalahnya.

Right ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang