5. Bukit

532 104 4
                                    

Vote dulu sebelum membaca!

*

*

*

*

*

***

Jeno meletakan kotak makan milik Karina di meja Yoshi. "Sampai kapan ini berakhir? Si Karina itu nggak capek apa?"

Yoshi mengambil kotak itu. "Sepertinya dia suka banget sama lo sampai tiap hari nggak pernah bosen kasih lo bekal."

Jeno mendudukan diri di meja milik Jihoon yang letaknya tepat berada di samping meja Yoshi.

"Walaupun dia kasih gua bekal seumur hidup sekalipun, gua nggak bakal suka sama dia," ucap Jeno.

"Kenapa lo bilang begitu? Kalau Karina sebenarnya cantik nanti nyesel lo," ucap Junkyu yang duduk di atas meja Jihoon..

Jeno mendengus. "Karina, pemilik nama itu nggak populer di sekolah ini. Udah pasti dia murid biasa."

"Walaupun omongan lo nusuk tapi lo emang bener sih," ucap Jihoon.

"Iya. Syarat untuk menjadi murid populer adalah harus cantik atau tampan, pintar dan kaya. Sepertinya Karina nggak memiliki semua kriteria itu," timpal Heechan.

"Tapi masakan dia enak kok. Semakin hari kemampuan masak dia semakin berkembang," ucap Yoshi lalu memakan sayur kangkung buatan Karina.

"Hai... semua!"

Semua orang serentak menoleh ke sumber suara. Nancy tengah berjalan mendekati mereka, gadis itu tersenyum manis, membuatnya terlihat semakin cantik.

"Kenapa, Nan?" tanya Jeno dengan senyum tipis. Sudah bukan rahasia bagi squad tampan jika Jeno memiliki ketertariakan dengan Nancy.

"Kalian nggak ke kantin?" tanya Nancy.

Junkyu menggelengkan kepala. "Kami udah makan pas selesai olahraga tadi. Kami masih kenyang."

"Oooh...." ujar Nancy. Gadis itu menoleh le arah Yoshi. "Pantesan akhir-akhir ini gua nggak liat Yoshi di kantin, ternyata bawa bekal."

"Ini bukan bekal yang gua bawa dari rumah," ucap Yoshi.

Nancy mengangkat alis. "Lah terus?"

"Bekal ini dari salah satu penggemar Jeno. Karena Jeno nggak mau makan, jadi selama ini Yoshi yang makan," sahut Jihoon.

"Kata Yoshi sih sebagai bentuk apresiasi," timpal Junkyu.

"Begitu toh. Lo baik banget, Yoshi," puji Nancy.

Yoshi menanggapinya dengan senyum tipis.

"Kayaknya makanannya enak deh," ucap Nancy.

"Emang," balas Yoshi.

"Gua boleh coba nggak?" tanya Nancy.

Yoshi mengangguk. "Silakan."

Nancy tersenyum lebar. "Beneran?"

"Iya," ucap Yoshi, ia menyerahkan sendok di tangannya kepada Nancy.

Nancy menerimanya dengan wajah berseri-seri. Yoshi pindah ke kursi milik Junkyu yang terletak di sebelah kursinya.

"Lo duduk di kursi gua aja. Makan nggak boleh sambil berdiri," ucap Yoshi.

"Makasih, Yosh!" ucap Nancy lalu segera duduk di kursi milik Yoshi. Nancy mulai memakan bekal buatan Karina dengan penuh semangat.

Right ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang