28. Perasaan Bersalah

386 71 1
                                    

Beri vote dulu sebelum membaca!

Terima kasih banyak!

*

*

*

*


****
"Karina, itu ada yang dateng," ucap Yeji sambil menujuk ke arah jendela kaca.

Karina dan Lia segera ikut menoleh ke arah jendela. Tampak sebuah mobil sport berwarna merah berhenti di halaman rumah Karina. Jeno tampak keluar dari dalam mobil itu.

"Kak Jeno rupanya," celutuk Lia.

Karina berdiri lalu berjalan keluar dari rumah dengan perasaan enggan.

"Karina, tangan kamu gimana?" tanya Jeno sambil menyentuh lengan Karina yang terluka.

Karina segera menepisnya. "Ngapain Kakak kesini?"

"Aku cuma pengin liat keadaan kamu."

"Aku baik-baik aja kok. Kak Jeno gak perlu repot-repot kesini," ujar Karina dingin.

"Karina, kamu kenapa sih dingin banget sama aku?" tanya Jeno sendu.

"Ya karena Kakak pantes digituin."

"Kenapa? Emang aku salah apa sama kamu?"

Pertanyaan Jeno berhasil menyulut amarah Karina. Dia menatap Jeno tajam. "Kenapa Kakak ngelakuin itu ke Kak Yoshi? Kenapa Kakak tega mempermalukan Kak Yoshi di depan semua orang?" tanya Karina dengan nafas memburu.

Wajah Jeno seketika menjadi datar tanpa ekspresi. "Bisa-bisanya kamu masih belain dia setelah dia bikin lengan kamu terluka?"

"Kak Yoshi gak sengaja dorong aku karena dia lagi tersulut emosi dan hal itu terjadi karena ulah Kak Jeno yang udah mancing emosi dia," ujar Karina berang.

Jeno mendengus. "Aku cuma ngomong fakta. Dia emang udah rebut dua hal yang paling berharga bagi aku. Yang pertama adalah Mamah aku dan yang kedua adalah kamu. Aku cuma bikin sedikit perhitungan sama dia, biar dia sadar diri dan akhirnya menyerah buat dapetin kamu."

"Harus berapa kali aku bilang kalau aku gak mau kembali sama Kakak," ucap Karina muak.

"Kenapa? Apa karena kamu suka sama Yoshi, kamu udah gak suka sama aku lagi?" tanya Jeno tajam.

Karina diam tidak menjawab. Jeno tidak pernah lelah menanyakan pertanyaan yang sama dan Karina tidak pernah bisa menjawab pertanyaan itu.

"Dari ekspresi kamu, udah jelas kamu masih cinta sama aku. Setelah mengetahui fakta ini, apa iya aku harus lepasin kamu gitu aja. Karina kita ini saling mencintai, aku mohon... tolong beri aku satu kesempatan lagi! Tolong kembali sama aku!"

Karina menggelengkan kepala kuat-kuat.

"Tolong kamu buang ego kamu, lepasin Yoshi! Lihat, sekeras apapun kamu berusaha buat lupain aku, kamu tetep gak bisa. Karina, tolong jangan buat semuanya jadi rumit. Tolong kembali sama aku... aku mohon!"

"Lebih baik Kakak berhenti maksa aku! Karena jawaban aku akan tetap sama," ucap Karina.

"Aku gak akan nyerah. Kamu milik aku dan aku gak akan biarin kamu jadi milik orang lain," ucap Jeno mantap.

Karina menghela nafas gusar. "Lebih baik Kakak pulang aja. Gak ada gunanya kita berdebat terus, gak akan ada ujungnya."

"Oke, aku pulang. Kamu tolong jaga diri kamu baik-baik, jangan lakuin hal-hal yang bikin luka kamu tambah parah, istirahat yang cukup biar luka kamu cepet sembuh... dan juga," Jeno merogoh saku celananya lalu mengeluarkan sebuah salep. Dia meletakan salep itu ke tangan Karina. "Kamu harus selalu rutin olesin salep ini ke luka kamu."

Right ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang