Prolog

590 72 34
                                    


Deru kendaraan bermotor selalu menjadi latar suara utama pada jam setengah tujuh hingga jam setengah delapan pagi. Kicau burung hanya mampu mengantarkan sampai gang kecil di depan rumah saja, karena ketenangan khas desa di pagi hari itu terlibas kebisingan jalanan utama.

Sepatu hitam berhak lima senti, berpadu dengan baju seragam krem dengan name tag bertulis Arunika D.K . Di punggungnya tas ransel berwarna hitam tersandang rapi, senada dengan motor matic 150cc miliknya.

"Mbak Runi, botol minum ku dimana?"

Anak perempuan berseragam putih abu-abu dengan name tag merah bertulis Aluna S.K berteriak dari teras rumah.

"Sudah Mbak siapin di atas meja makan, Dek. Ayo cepet, kamu tugas kan hari ini?"

Anak perempuan tadi segera berlari dan muncul kembali sambil meneriakkan salam pada sang nenek sebelum akhirnya naik ke atas boncengan motor sang kakak.

"Uti, berangkat dulu ya. Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikum salam. Ati-ati nduk. Kalau udah sampai, ngabari Uti ya."

"Nggih."

Kedua gadis itu segera berangkat menuju tempat yang sama. Arunika adalah seorang guru bahasa Indonesia sekaligus wali kelas XII. A2, sedang adiknya Aluna adalah murid kelas X di SMA yang sama dengan kakaknya mengajar. Mereka akan berangkat dan pulang bersama-sama.

Begitulah keseharian mereka, tinggal bersama sang Nenek sejak lima tahun lalu di salah satu sudut kota Jogja. Arunika, si tulang punggung keluarga dengan bayaran guru honorernya, harus menambah penghasilan dengan menerima les bagi siswa-siswa SD dan SMP disekitar tempat tinggalnya.

Semuanya berjalan dengan sangat baik hingga sosok wali murid arogan yang tidak suka jika Arunika terlalu dekat dengan putra-putranya muncul. Pria tampan berdarah biru itu menentang keras tindakan Arunika yang dinilai terlalu ikut campur dalam kehidupan kedua putranya. Dan takdir masa lalu ternyata sudah mengikat mereka dalam cerita berbenang merah nan kusut. Semerah darah yang pernah tertumpah akibat arogansi si pria berjuluk Raden Arjuna Satria Utama.

***

"Aku hanyalah cameo yang muncul di drama kehidupan murid-muridku dan tidak sedikitpun aku menginginkan posisi pelakon utama. Aku menikmati peranku sebagai cameo. Jadi, tolong jangan menyeretku menjadi pemeran utama."

Arunika Dahayu Kinasih


   ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Halo semua, silahkan tinggalkan kritik dan sarannya, jika berkenan silahkan klik bintang di pojok bawah ya...
Terima kasih sudah membaca kisah ini...
🙏🙏🙏

Salam hangat

CAMEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang