Detak jantung Arjuna yang melemah karena trauma yang menghantuinya membuat dia tak sanggup mengejar Arunika.
"Arunika ... dengarkan aku dulu," lirih Arjuna.
Narendra tak kalah bingung, dia mencoba mengejar gurunya itu namun Runi lebih dulu pergi dengan ojek online yang sedang mangkal tak jauh dari klinik Alma.
Dia tidak menemukan sang guru dimanapun, bahkan di rumah yang ditinggali Runi dengan Aluna, kini sepi dan kosong seolah tak berpenghuni.
"Bunda .... Bunda ada dimana ... Jangan tinggalin aku Bunda," isak Narendra dalam kekalutannya.
Adrian tak kalah kagetnya, semua hal yang telah disiapkannya hancur berantakan. Alma menceritakan kejadian itu pada Adrian dan sang pria langsung mencari keberadaan kekasihnya namun hanya sepucuk surat yang dititipkan pada ibu Resti yang didapatnya.
"Mas, terima kasih untuk semuanya. Maaf jika selama kita berinteraksi aku membuat kesalahan atau membuat Mas tersinggung. Maaf juga sering merepotkan. Mulai hari ini, jaga Kak Cassie dengan baik. Aku sudah tahu semuanya. Tentang perjanjian kalian. Aku tahu semua itu. Kak Cassie sudah menceritakan semuanya. Aku mohon, jaga dia. Kalian sangat serasi, jangan pernah kehilangan dia lagi. Aku kembalikan semuanya, semua pemberianmu, sebagai tanda berakhirnya kisah kita. Jangan mencariku. Aku tidak akan pernah kembali, anggap saja aku mimpi, sekejap datang lalu pergi. Salamku, Arunika."
Adrian menendang tempat sampah yang duduk diam dihadapannya.
"Runi .... Kamu dimana ....."
***
"Mbak, kenapa kita pindah?" tanya Aluna.
Mereka kini berada di dalam kereta menuju kota Solo. Di hari pasca keributan terjadi, Arunika mengirimkan surat resign pada kepala sekolah. Dia menceritakan apa yang dialaminya pada bu Sari dan bu Indah, sahabat di kantornya.
Mereka mendukung keputusan mendadak Runi dan membantu proses perpindahan Aluna ke sekolah baru. Bukan hanya itu, mereka juga bungkam perihal Runi saat Adrian dan Arjuna menanyakan kepindahan guru itu.
"Maaf ya Dek, Mbak egois."
"Apa ini karena video dari Kak Jeno?" tanya Aluna.
"Video?"
Aluna mengangguk. "Maaf Mbak, Luna mau kasih tahu sama Mbak Runi. Tapi kata Om Juna, Luna nggak boleh kasih tahu. Om Juna takut Mbak Runi sedih."
Aluna menyodorkan ponselnya pada Runi. Video yang hampir sama yang didapatnya dari Nadine. Isi flashdisk yang dikirim Nadine untuknya ternyata adalah file video kemesraan Adrian dan Cassie yang sengaja di ambil oleh Nadine dua hari sebelum dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Nadine menyematkan kalimat.
"Bu Runi, maaf saya melakukan ini. Saya tidak mau ibu terluka lebih dalam lagi. Pak Adrian bukanlah pilihan yang tepat. Jadi, lebih baik berpisah saja sebelum terlambat."
Sayangnya semua itu Runi dapatkan setelah melangkah terlalu jauh dengan Adrian. Dia terlanjur mencintai pria itu, dan kini semua tinggal luka.
"Kita mau tinggal dimana Mbak?"
"Di rumah mas Azka sama mbak Sherin. Mbak udah cerita semuanya ke mbak Sherin, dan mereka mau nampung kita."
Aluna hanya mengangguk, baginya tak masalah jika harus berpisah dengan sahabat terbaiknya secara mendadak, asal bisa menemani sang kakak.
"Luna sekolah di sana juga?" tanya gadis itu.
"Iya, mbak Sherin sudah daftarin kamu ke sekolah baru. Sekolah bapak dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMEO (END)
RomanceArunika, seorang guru Bahasa Indonesia di salah satu SMA. Hari-harinya dipenuhi dengan kisah murid-murid yang beraneka ragam. Dia selalu mengambil peran di dalam setiap cerita muridnya, namun tidak pernah benar-benar menjadi pemeran utama. Cameo, is...