🔜Dua Puluh Satu🔙

116K 5.4K 334
                                    

15 Juni 2021
20.28

Vote mana vote!
Jangan lupa vote

Kalo ngga vote kita putus!

Ggggg deng enggak sumpah enggak!
Aku masih sayang readers kok")

BELUM REVISI
TYPO BERSERAKAN

"Cuman mantan," jawab Ana ragu.

"Satu kata aja udah nyesek aku loh, yang" ucap Rafka lesu.

"Satu kata? Aku ngucapnya dua. CUMAN MANTAN" perjelas Ana.

"Kamu bilang 'cuman'? Kata itu udah bikin aku cemburu yang. Jangan sampe kamu bilang masih sayang sama mantan yah!" Tegas Rafka memperingatkan Ana.

"Ya ampun, yaudah iya. Dia mantan aku, aku gak SAYANG LAGI sama dia kok," balas Ana dengan penuh penekanan.

Mendengar itu Rafka pun tersenyum pada Ana lalu mengusap rambut Ana lembut. Tak sesekali ia mengacaknya di bagian atas kepalanya membuat sang empu terlihat pasrah saja.

"Yakin lo? Gue sih nggak yakin kalo lo udah gak cinta sama gue. Lo kan kalo gamon lama banget," ucap Adrian meledek.

Sebenarnya ia hanya iseng saja supaya membuat Rafka ini cemburu. Ia hanya menganggap ini sebuah lelucon.

"Sekali lo ngegoda ataupun nempel-nempel cewek gue, lo bakal tau akibatnya. Dan inget! Gue nggak pernah bermain dengan ancaman," peringat Rafka menunjuk wajah Adrian membuat sang empu tambah kegirangan.

"Liat aja nanti, dia masih inget gue yang dulu apa kagak?!" Sambung Adrian lalu melenggang pergi meninggalkan mereka berdua.

🤧🤧🤧

Acara sekolah sudah selesai, namun tidak untuk hukuman yang diberikan Pak Zian tadi. Karena sudah berani terhadap guru apalagi guru killer ini, satu kelas telah dihukum untuk membersihkan ruang lab biologi.

Disitulah satu kelas berkumpul, tidak lupa ada yang membawa makanan dari kantin. Atau ada yang mencari alat pembersih di kantor. Terlebih lagi membersihkan peralatan yang baru saja digunakan oleh kelas lain.

Dan disinilah aksi Adrian dimulai. Ide Adrian sebelumnya selalu sukses. Mengerjai temannya adalah hal yang utama ia banggakan. Terlebih lagi melihat orang yang dijahili marah-marah. Wah, sangat indah pemandangan apalagi kalau satu kelas terlihat kesal dengan raut wajah yang penuh dengan keringat.

"Wih, ada yang lagi bersihin kaca ya?!" Tanya Adrian.

"Lo tuli?! Gak liat kalo gue lagi makan?!" Ketus Gio, siswa terpintar di kelasnya.

"Bukannya buta yah? Kok tuli si?" Ujar Adrian sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Nah tuh lo ngaku buta," jawab Gio lalu melanjutkan membersihkan kacanya.

Adrian geram, ia lalu mendapatkan ide untuk menjahili Gio.

"Lo tau tinta kan?" Tanya Adrian menunjukkan bolpoin yang penuh dengan tinta.

"Hmm"

"Gue mau berkarya boleh?" Tanya Adrian lalu langsung diangguki oleh Gio.

My Childish HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang