BELUM REVISI
20 FEBRUARI 2023
21.061 jam mereka setelah perjalanan mereka mampir juga akhirnya sampai di rumah sakit.
Ana kemudian turun disusul oleh kakak Adrian.
"Biar gue aja yang bawa," ucap sang kakak ketika melihat Ana yang akan membawa oleh-oleh untuk adiknya.
Ana yang ditawar pun mengiyakan saja. Toh juga karena berat ia tak kan kuat mengangkat bebannya.
Sepanjang koridor mereka diam. Ana membuka percakapan.
"Adek lo laki-laki atau perempuan?" Tanya Ana. Karena belum tau sama sekali adik dari kakak tirinya Adrian ini.
"Dia laki-laki. Dan lo juga mengenalnya kok," ucapnya. Tersenyum.
"Gue? Perasaan gue belum pernah denger kalo lo punya adek laki-laki. Setahu gue yang cewek itu namanya Luna," kening Ana berkerut.
Sang kakak terkekeh," iya memang Luna adik kandung gue. Tapi yang ini beda. Beda ibu,"
"Owh jadi maksud lo dia adik tiri lo?
Sang kakak mengangguk.
Setelah dikiranya berjalan ratusan meter. Akhirnya mereka sampai di depan kamar inap Adrian.
Ceklek
Bunyi itu selalu membuat Adrian harapan bahwa kakaknya membawa Ana.
Ana memasuki ruangan itu. Belum melihat sosok lelaki yang terbaring karena tertutup gorden.
"Silahkan duduk dulu," ucap kakak.
"Makasih,"
Ana meletakkan tasnya dan juga menjatuhkan bokongnya ke sofa.
Mendengar ucapan terimakasih Adrian tersadar bahwa itu suara Ana.
Kemudian sang kakak menghampiri Adrian. Dia melihat adiknya yang tersenyum seperti senang bukan kepalang hanya karena mendengar suaranya saja.
"D-dia?" Ucap Adrian terbata.
Sang kakak mengangguk sambil tersenyum. Kemudian mendorong gorden itu supaya terlhat seluruh badan adiknya oleh Ana.
Perlahan gorden digeser, Adrian menoleh ke arah sofa. Ia melihat Ana yang duduk dengan perut buncitnya. Rambut tergerai. Tersenyum dan berbicara kepada calon anaknya. Mengelusnya.
"Apakah aku sedang bermimpi?" Tanya Adrian pada sang kakak. Dan dijawab gelengan,"tidak. Ini nyata,"
Adrian meneteskan air mata. Tanpa bersuara. Ana yang masih asik dengan calon buah hatinya itu belum sadar kalau ada yang ingin sekali menemuinya.
"A-ana," panggil Adrian.
Sang empu yang merasa dipanggil pun menoleh,"iya?" Tersenyum.
Ana terkejut. Membulatkan matanya. Mulut terbuka lebar namun ia tutupi dengan tangan kanannya. Ia sangat terkejut dengan kondisi Adrian.
"Ini adik tiri lu?!"
"Iya, kau kenal kan?!"
Ana mengangguk," sangat kenal,"
👻👻👻
Di lain tempat Rafka sangat gelisah. Entah kenapa ia sangat tidak tahu. Di hatinya seperti ada yang mengganjal.
Sedang menunggu hasil dari sang pelaku. Tempat nya di sebuah tempat penyelidikan milik Steve. Lama sekali ia menunggu hasilnya. Katanya ia akan menjenguk arsitek itu dan ia akan mengikuti bersama detektif itu sekalian melihat wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Husband
Teen Fiction⚠️PERHATIAN 🚫CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA 🔴Bijaklah dalam memilih cerita ✅Bahasa Frontal ✅Singkirkan pikiran logika anda ✅Mengandung unsur kebodohan ✅Mengundang emosi ✅Menguji kesabaran "Ana, Rafka pengin nen," dengan nada manjanya sambil me...