10 April 2021
BELUM REVISI
TYPO BERTEBARANWaktu pulang sudah tiba. Ahsyen dan Luna akan berbincang di sebuah restoran.
Si Luna memang yang mengajaknya ke situ. Jadi, karena Ahsyen memang sudah punya janji dengannya dan akan menyerahkan sesuatu sesuai perjanjiannya kepada Luna.
Saat akan pergi menuju ke tempatnya, Ahsyen akan bergerak menggunakan motor sportnya dihadang oleh seorang lelaki dengan merentangkan tangannya.
Ahsyen pun berhenti dan membuka kaca helm full facenya.
"Ngapain lo disitu? Mau mati ya mati aja di depan kereta sonoh!" Teriak Ahsyen karena kesal jalannya dihadang.
"Gue kalo mau mati ya kagak mau sendiri. Gue kalo mau mati ngajak lo, tapi ngga sekarang. Sekarang gue kagak ada kendaraan, jadi lo bisa nebengin gue kan?!" Ucap Rangga cengengesan berusaha melelehkan sang pemilik hati beku.
"Gue kagak pulang, gue ada janji!"
"Oke, kemanapun lo pergi asalkan nganter gue pulang, gue mau kok," ucap Rangga masih berusaha.
Ahsyen hanya memutar bola matanya malas. Lalu ia menganggukkan kepalanya. Jika ia akan terus berdebat dengan lelaki ini pasti tiada akhir. Malah membuang-buang waktu dan akan membuat seseorang menjadi menunggu terlalu lama.
Rangga pun tertawa girang. Menampilkan gigi ratanya kepada pemilik motor. Dengan cepat, Rangga menaiki motor itu lalu menepuk bahu Ahsyen.
"Berangkaattt," ucap Rangga.
⚠️⚠️⚠️
Setibanya di tempat yang Ahsyen janjikan bersama Luna. Ia lalu memasuki restoran itu bersama Rangga yang akan menjadi anak itiknya. Karena Rangga akan mengikuti Ahsyen kemana Ahsyen pergi asalkan ia diantarkan pulang.
Ahsyen pun melirik samping kanan kiri, mencari wanita yang ia janjikan. Saat ia sudah mendapat manik sang pemilik, Ahsyen bergerak menuju tempat sang wanita itu duduki.
"Udah lama nunggunya?" Tanya Ahsyen ramah.
"Lama banget si. Sampe bosan nunggunya," ucap Luna cemberut.
"Kalo bosan ngapain masih disini, mending pulang aja sonoh!" Ucap Ahsyen dengan nada mengusir.
"Ish, nanti 'jangkriknya' lepas dong, kan aku penginnya sekarang," ucap Luna kesal.
"Jangkrik? Emang lu bawa jangkrik sen?" Tanya Rangga kebingungan.
"Lu kagak usah ikutan. Lu itu mulutnya lemes." Ucap Ahsyen dingin.
"Ck, ya kan gue bingung. Apa salahnya si tinggal ngasih tau doang," ucap Rangga kesal.
"Diem lo! Gue mau ngomong sama Luna," ucap Ahsyen memandang Luna.
Tak sadar di sampingnya ada wanita yang membuat Rangga kepincut, mata Rangga mulai jelalatan. Mengedipkan matanya berkali-kali memunculkan puppy eyes nya supaya Luna kepincut juga dengannya.
Menyisir rambut depannya menggunakan sela-sela jarinya. Lalu memperlihatkan rahang tegasnya dan mendongakkan kepalanya. Melirik matanya ke arah Luna berusaha menampilkan ketampanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Husband
Teen Fiction⚠️PERHATIAN 🚫CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA 🔴Bijaklah dalam memilih cerita ✅Bahasa Frontal ✅Singkirkan pikiran logika anda ✅Mengandung unsur kebodohan ✅Mengundang emosi ✅Menguji kesabaran "Ana, Rafka pengin nen," dengan nada manjanya sambil me...