🔜Dua Puluh Delapan🔙

65.8K 4.1K 440
                                    

6 AGUSTUS 2021

Sebelumnya maap ya guys.
GC nya udah gue tutup, alias bubarin.

Jadi yang tanya gimana masuk GC nya, ya Mon maap gue ga bales chat nya kalian😊

HATI-HATI
ADA GAMBAR YANG MENODAI MATA KALIAN⚠️🔞

Paginya, ia sudah bersiap-siap. Karena seperti yang dikatakan oleh ayahnya. Ia akan menjadi CEO muda di perusahaan ayahnya.

Sebenarnya ia diajak oleh mertuanya untuk menjadi manager di suatu mall terbesar milik mertuanya itu. Namun ia tak mau karena tempat itu berbeda negara. Jadi sudah pasti ia akan berpisah dengan istrinya, apalagi dalam keadaan hamil.

Yang paling penting, ia juga tak mau meninggalkan tempat tinggalnya. Apalagi sampai berpisah dengan ortunya bahkan kelompok Hillbillies, karena ia sudah menganggap mereka seperti saudara sendiri.

Sekarang ia masih di dalam kamar, memakai outfit ala kantornya a.k.a menggunakan jas formal yang diberi oleh sang ayah.

Ia sedang berdiri di depan kaca, memandang tubuh tegapnya. Apalagi tampangnya yang begitu mapan. Ia sudah menganggap wajahnya adalah mahkotanya.

"Ayang, aku ganteng gak?" Tanyanya sambil melirik Ana di cermin.

Ana pun menghampiri Rafka,"kamu itu gantengnya ada, cantiknya juga ada,"

"Ah, kamu juga cantik yang,"

Cup

Rafka menyosor Ana.

"Morning kiss," ucap Rafka sambil tersenyum menghadap Ana.

Ana ikut tersenyum bangga lalu tangannya ia angkat untuk membantu memasangkan dasi sang suami.

"Sini aku bantuin,"

Dengan telaten, Ana memasang dasi itu. Pandangan Rafka menuju ke bawah sambil menahan senyumnya. Ia tak berkedip sedikitpun pada istrinya ini.

Ana yang sedang memasang dasi pun merasa diperhatikan. Ia memperlambat kegiatannya guna melirik wajah suaminya. Apakah benar dia sedang ditatap oleh suaminya ini.

Maniknya sedikit demi sedikit naik tanpa mendongakkan kepalanya. Karena takut ia salah sangka, apalagi terbawa suasana.

Dan dengan sekejap, manik Ana bertemu dengan manik suaminya yang sedang memperhatikan nya sedari tadi.

Buru-buru Ana menurunkan maniknya dan melanjutkan kegiatannya dengan menunduk tanpa melihat pada pusatnya.

Rafka yang melihat Ana salting begitu karena istrinya tahu bahwa ia memperhatikannya tadi, ia pun memegang dagu Ana. Membawa wajah itu tepat di hadapan mukanya.

"Kenapa hm?"

"Eng-engga papa kok," gugup Ana

"Gausah malu sayang. Kan kita juga sering menatap apalagi melihat milik masing-masing," goda Rafka.

Ana pun mendorong dada Rafka menggunakan lengannya. Namun dengan cekatan, tangan Rafka menahan dorongan Ana dengan menarik pinggang istrinya.

"Hihihi, canda sayang. Jangan marah ya," bujuk Rafka lalu mengecup pucuk kepala Ana.

Ana pun mengangguk lalu memeluk suaminya. Rafka membalas pelukan itu sambil mengelus punggung Ana. Tak sesekali mengusap kepala Ana dan seiring ia mencium kepala Ana berkali-kali.

Ana melepaskan pelukannya.

"Jangan nakal ya kalo di kantor. Inget istri!"

"Iya sayang, aku janji. Ga bakal nakal di kantor," ucap Rafka lalu mengangkat jari kelingking Ana untuk menyatukan dengan jari kelingkingnya.

My Childish HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang