🔜Empat Puluh Satu 🔙

13.9K 421 2
                                    

BELUM REVISI

20 FEBRUARI 2023

Pukul 9 siang, Ana yang sudah bangun sedari tadi sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan suaminya. Begitu lapar perutnya yang ia tahan sejak Rafka tak mau melepaskan nipple nya.

Perut sudah keroncongan namun masakan di wajan belum matang, hingga membuatnya menambah rasa lapar.

Keringat bercucuran di dahinya karena panas dari uap dan api membuat air di dahinya tak kunjung henti.

Segera ia mencari tisu untuk membersihkan keringat yang sangat ia risih karena terus mengalir membasahi dahi dan rambutnya.

Ketika ia sudah melihat yang jaraknya tidak jauh, tiba-tiba usapan dari belakang bergerak di dahinya.

"Kamu udah bangun?"

"Udah,kamu ga liat mata aku melek gini lebar banget?!" Ucapnya sambil membersihkan dahi istrinya dengan lembut.

"Liat," balas Ana.

"Udah liat masi aja nanya," ucap Rafka yang masi saja betah membersihkan area yang berkeringat.

Ana mempoutkan bibirnya agak kesal.

Melihat Ana mengaduk-aduk masakan agak kasar Rafka langsung bertanya.

"Kamu masak apa?"

"Kamu ga liat yang aku aduk ini apa?!" Tanya Ana balik

"Nasi goreng sosis," balas Rafka.

"Udah tau Masi aja nanya," ucap Ana membalikkan ucapan Rafka tadi.

Rafka terkekeh, begitu gemas melihat istrinya yang sedang memasak sambil cemberut seperti itu.

Sudah lama juga dirinya tidak melihat Ana memasak karena ia selalu bangun sangat pagi, sehingga ketika ia bangun pasti masakan sudah siap.

Sangat beruntung dirinya mendapat istri sangat pandai masak dan pandai membagi waktu. Apalagi minggu ini  dirinya  cuti maka dipastikan ia akan menikmati kebersamaan dirinya dengan Ana tanpa ada celah sedikitpun.

Kemudian Rafka memeluk Ana dari belakang begitu lembut dan disadari oleh Ana bahwa tangan kekar itu bergerak mengelilingi perut buncitnya.

"Kamu hari ini seksi banget sayang," ucap Rafka lalu mencium pipi Ana.

"Seksi apaan orang aku dekil gini, pake celemek kotor, rambut berantakan, bau badan lagi emang kamu ga risih apa?" Tanya Ana yang masi saja mengaduk wajan.

Tangan Ana yang satu memegang wajan agar tidak mudah bergeser saat di aduk dan tangan satunya mengaduk terus tanpa henti.

Ingin sekali ia memegang tangan Rafka yang ada di perutnya apalagi membalas pelukan suaminya namun ia sadar bahwa Rafka tidak suka kalau ada yang kotor apalagi memunculkan bau.

"Ya engga lah sayang, kamu itu istri aku jadi kalo mau keadaan apapun kamu aku tetep suka," balas Rafka meyakinkan Ana.

"Yakin nih? Kalo aku makan Pete gimana?" Tanya Ana meledek karena ia tau bahwa suaminya tidak suka Pete apalagi baunya.

"Tetep suka tapi aku gamau saat aku cium kamu tapi kamunya bau pete, sikat gigi dulu baru aku mau hehe," ucap Rafka

"Heleh, katanya tadi 'mau keadaan apapun kamu aku tetep suka'," ucap Ana mengulang kata-kata Rafka.

"Kecuali kalo bau pete maksud aku sayang,"

"Ya ya ya ,"

Ana langsung menghentikan aktivitasnya karena masakan sudah siap.

My Childish HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang