🔜Lima Puluh Tiga🔙

10.1K 253 0
                                    

BELUM REVISI

20 FEBRUARI 2023
21.07

2 jam mereka sampai juga. Sepanjang perjalanan Rafka gelisah. Ia bahkan khawatir dengan kondisi istrinya dan calon buah hatinya.

Karena Steve tau kondisi Rafka yang sedang marah itu tentunya tak diijinkan olehnya. Karena emosinya bisa mengganggu laju mengemudinya.

Jadi sekarang ialah bawahan Steve yang menyetir. Rafka duduk di belakang bersama Steve.

"Ingat Raf, lo dirumah sakit ngga boleh ada keributan. Kalaupun lu mau mukul jangan terlalu keras hingga menyebabkan tersangka terluka. Itu bisa menjatuhkan hukuman buatmu juga apalagi menyerangnya di depan polisi,"

Rafka yang mendapat saran itu pun semakin emosi. Ingin sekali ia menghajar habis-habis an tetapi karena terhalang polisi jadi ia tak bisa semaunya memperlakukan Ahsyen seperti yang ia lakukan pada Adrian.

🥀

Di ruangan Adrian, Ana menatap mantan kekasihnya itu dengan tatapan memelas.

"Kaki lo-" Ana menunjuk kaki Adirian yang diamputasi.

"Ya, gue buntung Na," Adrian tersenyum.

"Kenapa?" Ucap Ana. Ana hampir meneteskan air mata.

"Karena orang-orang terdekatmu," jawab Adrian.

Ana bingung. Orang terdekat? Siapa?. Dan mengapa dia melakukan ini pada Adrian?.

Selama Ana memikirkan itu, Adrian memegang tangan Ana membuat Ana tersadar.

"Gue seneng lo kesini," Adrian tersenyum.

Ana tersenyum juga namun getir. Entah bagaimana ia harus membalas perkataan Adrian. Namun ia tak mungkin membuat Adrian sedih karena kondisinya ini.

"Gue masih suka sama lo," Adrian mengulang perkataannya. Lagi.

"Adrian!" Tegur Ahsyen.

Adrian menoleh pada kakak tirinya," kenapa kak? Gue gaboleh nyatain perasaan gue?" Ucapnya menahan air mata namun ditutupi oleh senyumannya.

Ahsyen diam. Memang ia tidak bisa menghalangi hati seseorang untuk mengungkapkan. Namun ini sungguh beda. Ana sudah memiliki suami. Dan tak mungkin adiknya memiliki Ana seutuhnya.

"Ana sudah punya suami. Ingat Adrian!" Peringat Ahsyen.

"Gue tau," Ana membuka suara. Mengelap air mata yang jatuh dipipinya.

"Gue tau lo ngincer gue dari dulu tapi usaha lo selalu gagal kan?" Ana tersenyum. Menunduk. Menahan sakit tenggorokannya.

"Trus kenapa lo selalu ngehindar?"

"Karena ada seseorang di hati gue yang selalu gue kunci supaya tak ada orang yang bisa masuk ke dalam hati gue," jelas Ana

Adrian melepaskan tangan Ana. Memasang wajah sedih. Lalu memalingkkan wajahnya.

"Dengerin gue,"

Adrian menoleh. Pelupuk matanya menahan air. Dan jatuh juga ke mata hingga mengalir ke samping.

My Childish HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang