🔜Empat Puluh Enam🔙

11.7K 347 7
                                    


BELUM REVISI

20 FEBRUARI 2023
20.56


Beberapa bulan kemudian, semakin hari semakin perut bumil membesar. Makin lama cara Ana berjalan berbeda dari biasanya. Ana tidak harus mengangkat punggungnya kedepan, bisa berjalan cepat ataupun lari bahkan jika ingin mengambil koin jatuh saja bagi Ana sangat mudah. Berbeda dengan kondisinya sekarang yang hamil 8 bulan. Ia bahkan bangun saja terasa susah. Maka dari itu ketika ia ingin bangun dari tidurnya dan juga akan mengambil sesuatu yang terjatuh selalu meminta tolong oleh suaminya.

Beruntung ia memiliki suami yang penurut dan memahami sang istri. Segala kemauannya pasti dituruti tanpa diancam bahwa bayinya akan ileran jika tak mau dituruti keinginannya.

Seperti halnya ia ingin pergi ke rumah Aldi 2 bulan sebelumnya. Walaupun Rafka tidak begitu menyukai anak itu dikarenakan sikap Aldi ke Ana, suaminya tetap mengiyakan keinginan Ana. Tak mau egois, untuk menghargai perjuangan Ana sebagai bumil yang akan melahirkan . Jika memang dirinya bekerja di kantor namun sedang meeting, ia tetap menghampiri istrinya ketika istrinya itu menginginkan dirinya untuk pulang.

Seperti halnya sekarang, Rafka sedang memanjat pohon mangga di depan rumahnya. Tentu saja ini adalah permintaan istrinya.

"Ayok semangat sayang!!!" ucap Ana dibawah pohon menyemangati suaminya.

"IYAH!" Ucap Rafka tak kalah seru.

Pasalnya Ana ingin buah mangga dan itu dari pohonnya langsung. Si bibi itu  yang mendengar percakapan mereka pun malah memberi informasi kalau pohon mangga yang ada di depan rumah sudah matang.

Tadinya Rafka ingin memberikan saran bahwa membeli buahnya di toko buah saja. Namun apalah daya kalau dia tidak bisa menolak keinginan istrinya yang sedang bunting itu.

Dibawah sana sudah ada penjaga kebun dan 2 bodyguard Rafka yang sedang berjaga di bawahnya. Tukang kebun itu bertugas menangkap hasil petikan tuannnya dan dua bodygard bertugas mengawasi tuannya, jaga-jaga jika tuannya itu terjatuh atau terpeleset.

"Pak ini satu! tangkap yah!" ucap Rafka memperlihatkan buah mangga yang sudah sekiranya matang hasil petikannya.

"Baik tuan! lemparkan saja ke arah karung ini!" Ucap tukang kebun menengadahkan karung goni lebar-lebar.

Rafka melempar mangga dan akhirnya....

Chapppp

Masuklah mangga itu ke karungnya.

"YEEAYYYYYYY!!!!" Ana bersorak gembira sambil melompat-lompat kegirangan.

Melihat itu, Rafka membulatkan matanya lebar karena istrinya membuatnya terkejut dan sangat khawatir.

"Sayang jangan lompat-lompat gitu! Ada debay nya!" Seru Rafka yang langsung menghentikan tingkah istrinya itu.

"Hehe, iya maap sayang," cengirnya.

Lanjut part dua

Rafka melanjutkan aksinya yaitu memetik mangga yang tak jauh dari tempatnya sehingga memudahkan dirinya untuk mengambilnya.

Jarak hanya beberapa senti itu sangat mudah dijangkau olehnya apalagi ditambah dengan tangan yang panjang miliknya membuat dirinya sangat mudah untuk mengambilnya tanpa mengangkat tubuhnya ataupun berpindah tempat.

"Itu yang!" tunjuk Ana pada buah yang matang yang tak dekat dari Rafka.

"Ini aja yang, lebih deket," balas Rafka

My Childish HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang