BELUM REVISI20 FEBRUARI 2023
21.05Di sebuah rumah sakit terdapat seseorang yang terbaring lemah. Semenjak kakinya tak ada, orang tersebut depresi bahkan mengamuk karena ingin berjumpa seseorang yang bisa 'menyembuhkan' dia.
Ceklek
Bunyi pintu terdengar tandanya ada seseorang yang memasuki ruangannya. Dia adalah kakak tirinya Adrian.
Adrian menatap kakak tirinya. Sang step brother itu menatap sedih adiknya. Kaki kanan yang diamputasi hingga lutut. Kaki kiri diikat dan tangan kirinya juga diikat.
"Kak dimana Ana?" Tanyanya sambil tersenyum. Masih ada bekas air matanya. Mata memerah.
"Ada, dia sedang di taman rumahnya,"
"Kak cepat bawa dia kesini. Aku mau dia kak! AKU MAU DIA! AKU MAU DIA ADA DISINI!"
Adrian kembali mengamuk. Sang step brother itu panik hendak menenangkan adiknya.
"Tenang dulu! Kakak tahu kamu ingin berjumpa dengannya. Tapi tunggu penjelasan kakak dulu!" Ucapnya sambil menahan tubuh Adrian di bahunya.
Adrian perlahan kembali tenang. Mengatur nafas. Yah, seperti itulah ketika dia setiap memasuki ruangan Adrian selalu yang diucapkan 'Dimana Ana?' . Kalau dia belum membawa Ana ke sini dipastikan Adrian akan mengamuk hingga menyakiti dirinya sendiri. Otomatis kakak tirinya yang tak bisa menenangkannya kewalahan dan akhirnya memanggil dokter untuk dibius.
Namun beruntung sekarang ia bisa mengatasi itu. Adrian yang mulai tenang dan mau mendengarkan perkataanya.
"Kakak memang belum membawanya sekarang. Tapi suatu saat nanti dengan waktu yang pas pasti kakak bawa kesini. Tidak mungkin kakak membawa Ana yang hamil besar itu secara paksa. Jadi kakak akan membuat dia kesini sendirian bersama kakak, besok kakak akan kesana. Kerumahnya. Membawa Ana tanpa ada kecurigaan dari satpam apalagi suaminya. Semua cctv dirumah akan kakak sadap."
Mendengar itu Adrian bernapas lega. Entah harus kapan itu terjadi tapi ia membutuhkan secepatnya. Ia menginginkan Ana disini.
"Secepatnya ya kak!" Ucap Adrian lalu dijawab anggukan oleh kakaknya.
Kemudian kakak tirinya itu membawa makanan. Dari luar ia membeli. Tidak mungkin ia memasak sendiri.
Lalu seperti biasa kakaknya menyuapi Adrian. Diterimalah sesendok itu dengan perlahan. Mengunyah dengan tatapan kosong memandang langit-langit.
Kakaknya yang melihat itu sangat sedih melihat adiknya terbaring disini. Ia sangat menyayangi adiknya. Beruntung adiknya ini tak terbunuh oleh suruhan Rafka. Dan gara-gara Aldi itu, adiknya menjadi kehilangan satu kakinya. Ia tak tahu harus membalaskan perilaku Aldi kepada Adrian ini bagaimana caranya. Secara bocil itu sangat cerdik apalagi kemanapun selalu bersama Drake.
Ia urungkan niatnya untuk membalas perbuatan Aldi. Ia mesti fokus ke Ana bagaimanapun caranya.
Percakapan pun dibuka.
"Siapa yang membayar rumah sakit ini?" Tanya Adrian.
"Kakak,"
"Kakak dapat darimana uang sebanyak itu? "
"Kamu lupa? Kakak ini sarjana arsitek. Jadi kakak mendaftar dari brosur online milik cabang perusahaan seseorang buat jadi arsitekturnya," jelasnya. Kembali menyuapi adiknya.
Mengunyah kemudian menelan. "Memangnya gajinya itu sangat besar?"
Kakak tiri itu menggeleng,"tak seberapa. "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Husband
Teen Fiction⚠️PERHATIAN 🚫CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA 🔴Bijaklah dalam memilih cerita ✅Bahasa Frontal ✅Singkirkan pikiran logika anda ✅Mengandung unsur kebodohan ✅Mengundang emosi ✅Menguji kesabaran "Ana, Rafka pengin nen," dengan nada manjanya sambil me...