BELUM REVISI
20 Februari 2023
Ana dengan langkah tergesa -gesa dan keringat di dahinya menandakan ia sedang berpikir kacau. Bagaimana tidak, suaminya satu ruangan dengan mantan kekasihnya. Ia kira Rafka hanya melakukan sampai tadi dan tak melakukan tindakan sejauh ini.
Semakin paham dirinya ketika mendengar ucapan Aldi. Ia percaya Aldi tak berbohong padanya. Bahasa nya yang menurut Aldi suka namun terdengar kejam di telinganya.
Tak....
Tak.....
Tak.....
Suara highheels Ana semakin terdengar cepat kala ia melihat ruangan yang dituju. Jantung berdegup kencang semakin dekat dengan ruangan itu.
Akhirnya langkah Ana terhenti kala mendengar suara tangisan wanita tua. Ia menoleh di balik badannya, melihat seorang wanita paruh baya dengan keadaan yang sangat kacau menurut Ana.
Rambut berantakan, eyeliner luntur karena basah air mata yang mengguyur pipinya, baju yang sudah tak bisa dikatakan rapih, duduk lesu menatap pintu depan dengan wajah pasrahnya.
Ana mendekati wanita itu dengan terheran dan berucap, "ibu kenapa kok nangis disini sendirian?"
ibu itu memandang Ana dengan tatapan kosong namun sangat sedih yang amat dalam. Lalu ibu itu mengangkat tangan dirinya perlahan dan menunjuk pintu tepat di belakang Ana.
"A-anak saya...."
Ana yang langsung melihat pintu yang ditunjuk oleh wanita paruh baya itu dan melihat tulisan dengan kata Ruang Operasi.
Langsung saja Ana berdiri dan segera membuka pintu itu. Rasa tidak karuan pada hatinya dan pikiran kacau tidak bisa berhenti membayangkan yang tidak-tidak.
Perlahan dorongan itu membuat ruangan dalam OP itu semakin terlihat. Cahaya dari lampu itu memenuhi seisi ruangan.
Setelah pintu itu terbuka ia samar-samar mendengar rintihan seseorang yang sedang kesakitan.
CIIIITT.....
Suara pintu mengagetkan 2 orang yang berdiri di samping Adrian. Sedangkan Adrian yang melihat Ana buru-buru meminta pertolonngan.
"A-Ana tolong aku..." Gugup nya dengan kalimat terpatah karena saking takutnya.
Ana membuka mulut lebar lebar seakan tak percaya melihat kejadian ini. Suaminya bahkan merasa biasa saja ketika melakukannya.
Melihat darah kemana-mana bekas jari tengah seseorang yang terbaring di brangkar dan satu jari lagi yang telah dipegang oleh Rafka membuat dirinya diam mematung seakan shock dengan apa yang ia lihat.
Namun berbeda suasana ketika Rafka tau jika Ana memasuki ruangan ini. terdiam dengan wajah biasa namun pikiran terheran-heran bagaimana istrinya bisa mengetahui jika dirinya ada disini.
Segera Rafka mendekati Ana dengan darah di kemeja putihnya dan juga jasnya serta terutama bagian tangannya yang tak memakai sarung tangan ketika menyentuh adrian. Kemudian dibuanglah entah kemana jari Adrian itu terlempar, tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Husband
Teen Fiction⚠️PERHATIAN 🚫CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA 🔴Bijaklah dalam memilih cerita ✅Bahasa Frontal ✅Singkirkan pikiran logika anda ✅Mengandung unsur kebodohan ✅Mengundang emosi ✅Menguji kesabaran "Ana, Rafka pengin nen," dengan nada manjanya sambil me...