🔜Sembilan belas🔙

153K 6.7K 516
                                    


19 Mei 2021

Heyyo! Wassap Meng!
3 chapter gue up cepet🙂
Sekarang lagi, kayaknya 2 hari sekali deh🤔

Tapi kalo udah sampe up ini, mungkin next chapternya bulan depan🤣

Oke dah lah

BELUM REVISI
TYPO BERTEBARAN

Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu Rafka telah tiba. Pagi sudah tergantikan malam. Sudah 3 hari pula ia tak bersekolah. Besok adalah hari terakhir dia cuti sekolah. Jadi untuk malam ini ia ingin bersama istrinya sepuas-puasnya.

Seperti tadi pagi, Rafka melihat Ana sedang di dapur. Ia sedang mencuci piring bekas dari sahabatnya tadi. Sepertinya setelah Ana resmi menjadi istrinya, dia sungguh ingin menjadi seperti istri lain. Menjalankan kewajiban rumah serta kewajiban sebagai istri.

Rafka pun mendekati Ana dengan wajah tersenyumnya. Lalu tanpa Ana sadari ternyata Rafka sudah melingkarkan tangannya diperut Ana dan dagunya Rafka letakkan di bahunya.

"Ish, kamu tuh kebiasaan yah. Udah tau aku lagi sibuk main peluk-peluk aja," ketus Ana tanpa memandang Rafka.

"Kamu tuh kenapa si, kalo aku peluk pasti gak mau," ujar Rafka cemberut.

"Soalnya kamu kalo meluk itu gak tau tempat, gak tau situasi juga," geram Ana.

"Tapi kan aku gak ganggu kamu, cuman bantu liatin doang apa salahnya?" Ucap Rafka lalu mencium aroma lemon dari leher Ana.

"Apapun yang kamu lakukan semuanya salah! Udah sana kamu ke kamar aja daripada gangguin aku mulu," ucap Ana kesal karena suaminya ini terus saja mengganggunya dari pagi bahkan sikapnya tak membuatnya senang.

Mendengar itu Rafka pun melepaskan dengan rasa kesalnya. Ia menampakkan wajah datarnya dari belakang Ana. Ya memang sedari tadi Ana tak melihatnya bahkan menatap matanya sedetik pun tak dilakukan.

Rafka pun berbalik lalu berucap,"dasar istri bang*at!" Lirihnya.

Samar-samar Ana pun mendengarnya,"apa kamu bilang?!" Ucapnya sambil berbalik menenteng kedua tangannya.

"Eh, e~ m-memangnya apa yang aku katakan?!" Ucapnya gelagapan takut diamuki oleh istrinya.

"Yakin kamu lupa?" Ucapnya tersenyum smirk sambil memperingatkan suaminya dengan jari telunjuknya.

"Emh, i-iya tadi a-aku gak bilang apa-apa kok," ucapnya dengan senyum terpaksa.

"Yaudah, sana tidur aja lu bangsat!"

"Jangan bilang kasar kek gitu lagi, atau aku akan menciummu," peringat Rafka dengan nada kesalnya.

"Biarin, mulut-mulut gue. Kan gue yang pu-mmpphhhh" ucap Ana terpotong karena sosoran dari Rafka.

Rafka tak menggubris berontakan Ana. Ia terus saja menciumnya rakus bahkan tak sesekali ia menggigit bibir bawah Ana.

Rafka tak peduli kalau istrinya kekurangan oksigen bahkan tangan Ana yang masih basah pun memukul dada Rafka supaya suaminya itu segera menghentikan itu.

My Childish HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang