7 April 2021
Bentar lagi bulan puasa
Jangan kangen gue ye:vBelum Revisi
Typo BertebaranDi markas Hillbillies, tempat para anggota geng Rafka berkumpul, nongki-nongki.
Rafka yang duduk di kursi sambil makan coklat. Itu saran dari Ahsyen, jika orang sedang galau, coklatlah obatnya.
Dia memakan dengan sangat pelan, sadumil-dumil Rafka memakannya sambil termenung. Memikirkan perkataan Ana yang baru saja ia dapatkan.
Bahkan ia tak percaya kalau Ana-.
Ana...malu berpacaran dengannya. Apakah ia semarah itu bahkan sejahat itu padanya sampai-sampai dia mengucapkan hal itu di depan orang lain.Apakah Ana akan kecewa dengan ucapannya. Jika ia apakah Ana akan langsung memberi tahu alasannya berbuat seperti itu,pikirnya.
"Hufffhh,"
Lamunan Rafka buyar ketika asap rokok mengepul di wajahnya.
Pelakunya adalah Rangga, ia sengaja melakukan itu supaya lamunannya pasti hilang.
"Bangke, lo mau gue punya penyakit asma?!" Ucap Rafka kesal sambil mengibaskan tangannya di wajahnya yang masih banyak asapnya.
"Lo tau aja Raf. Gak kebayang nantinya lo napasnya bunyi bengek," ucap Rangga lalu tertawa sambil menyuarakan deru napasnya bengek.
"Gue doain balik,"
"Anj Lo. Ekhem betewe, Lo udah tau belom istilah itu," tanya Rangga kemudian menghisap putungnya.
"Apa?!"
"Burung yang lo cari itu sama Ana. Udah ketemu belom?" Ucap Rangga cengengesan.
"Ck, ngapain dicari kalo gue aja punya," ucak Rafka pede.
Rangga pun memasang wajah kesal,"ya trus napa lo kemaren nanya kalo dah tau anj*ng"
"Gue sebenernya mau jawab jujur, tapi gue malu ada Ana," ucap Rafka.
"Ck, malu kenape. Biasanya juga malu-maluin," ucap Rangga kemudian mengepulkan asap ya ke atas. Wah pemandangan yang indah bagi Rangga.
"Ya gimana yak. Setiap gue nen sama Ana pas dia desah pasti punya gue sakit. Pengin dielus gitu. Tapi kalo gue elus di depan dia malu gue sumpah," ucap Rafka sambil memegang miliknya.
"Yaudah sini gue elusin," ucap Rangga namun buru-buru Rafka menggeplak tangan Rangga.
"Gue masih normal yah. Kagak perlu Ama elo. Gue maunya sama Ana," ucap Rafka kesal kemudian berpindah kursi.
"Ya Sono. Panggil si babi lu,"
Rafka menatap Rangga tajam,"baby" ralatnya.
"Ck, yaudah Sono gih. Ngapain disini,huffff" ucap Rangga mengusir lalu mengepulkan asap rokoknya di depan wajah Rafka, lagi.
"Bangke lo," ucap Rafka kesal. Ingin sekali menonjok wajah Rangga namun tak memiliki mood yang bagus.
Rafka hanya menghela nafas pasrah. Mending diam daripada membuat emosi semakin melonjak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Husband
Teen Fiction⚠️PERHATIAN 🚫CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA 🔴Bijaklah dalam memilih cerita ✅Bahasa Frontal ✅Singkirkan pikiran logika anda ✅Mengandung unsur kebodohan ✅Mengundang emosi ✅Menguji kesabaran "Ana, Rafka pengin nen," dengan nada manjanya sambil me...