BELUM REVISI
20 FEBRUARI 2023
21.103 hari pasca lahiran, Ana sudah diperbolehkan untuk pulang. Di kediamannya sangat ramai karena banyak temannya yang belum berkunjung serta melihat anaknya.
Berbeda dengan teman kantor Rafka. Mereka berkunjung saat Ana dirumah sakit.
Di dalam kamar, Ama sedang menyusui RAFHAZ dan RAYDEN. Dibantu oleh bunda. Karena ia kewalahan untuk memegang kedua anaknya. Serta untuk menjadi terbiasa Ana juga diajari cara menyusui anak kembar.
Rafka yang melihat itu pun meneguk ludahnya sendiri. Payudara sintal Ana sangat kencang dan besar. Penuh dengan air. Berbeda dari biasanya ia lihat .
10 menit menyusui Rafka setia menemani sang istri. Barangkali meminta bantuan darinya. Walaupun memang banyak temannya yang sedang bertamu tapi mereka asik asik saja jika tak ada dirinya. Maka dari itu Rafka menemani istrinya saja.
Melihat suaminy yang terlihat seperti akan melahap payudaranya, Ana terkekeh.
"Kamu mau juga?"
Rafka menggeleng kuat," ngga. Buat anak kamu aja," tolak Rafka kemudian menatap ke arah lain.
Ana tertawa. Sungguh lucu sekali suaminya yang pura-pura menolak . Padahal dari raut wajahnya saja ia sangat menginginkan karena sudah lama Rafka tidak merasakan airnya ini.
Setelah dikiranya kedua anaknya berhenti menggerakkan bibirnya tandanya sudah kenyang. Ana meminta bantuan suami.
"Sayang tolong taruh Rafhaz ke tempat tidur sini," ucap Ana.
Rafka mengangguk kemudian membopong anaknya. Bau khas bayi itu sangat membuatnya nagih. Ingin sekali ia menciumnya tanpa henti.
Tok tok tok
"Masuk," ucap Ana.
Disana terlihat Ada yang sedang membuka pintu. Membawa kado untuk kedua anaknya.
"Mana? Mana ponakan gue?" Heboh Ara.
Melemparkan kado itu ke kasur tanpa menyapa Ana. Ana yang melihat itu pun hanya tersenyum karena ulah teman dekatnya ini.
"Anjir ganteng banget ponakan gueeeeee, mwwah mewah," Ara mencium kedua anak itu.
"Ihhhh lucu banget ci kalian. Gumuszh,"
Saking gemesnya Ara mencubit pipi Rayden namun menggunakan perasaan.
"Woi, jangan cubit anak orang sembarangan. Nanti dia nangis lu yang tanggung jawab," ujar Rafka.
"Yailah nyatanya aja ga nangis tuh pak. Malah masi ae anteng," ujar Ara.
"Ish gumushhhhhhh," Ara masih saja bertingkah sepeti itu. Ana kehabisan kata dengan tingkah Ara.
"Makanya nikah, trus bikin anak," ujar Rafka.
"Yeeee, calon suami gue aja lo penjarain," ucap Ara laku fokus ke Rayden.
Ana mencubit perut Rafka membuat sang empu meringis. Duh salah ngomong. Harusnya tadi ia tidak mengatakan itu. Pasti Ada sedih.
"Maaf Ra," ujar Rafka.
"Gapapa. Tadinya gue benci ke lo . Benci banget. Tapi karena itu ulah dia sendiri jadi gue sedikit ilangin rasa benci itu,"
"Jadi sekarang lu ada sedikit benci sama gue?"
"Ya iyalah. Coba kalo ga benci kan gue gabakal kesini,"
."hah gimana si?" Rafka bingung.
"Udah mending kita ke bawah yuk. Tamu-tamu pasti udah pada dateng semua," ucap Ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Husband
Teen Fiction⚠️PERHATIAN 🚫CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA 🔴Bijaklah dalam memilih cerita ✅Bahasa Frontal ✅Singkirkan pikiran logika anda ✅Mengandung unsur kebodohan ✅Mengundang emosi ✅Menguji kesabaran "Ana, Rafka pengin nen," dengan nada manjanya sambil me...