🔜Dua Belas🔙

174K 8.4K 1.1K
                                    

26 Maret 2021

Belum Revisi
Typo Bertebaran

Masih di tempat yang sama. Rafka dan Ana sekarang tidak masuk sekolah karena memang Rafka yang menyuruhnya. Bunda yang tak tega melihat Rafka menangis kalau ditinggal Ana pun akhirnya bunda memohon-mohon supaya Ana tetap disini.

Semenjak kejadian kemarin, Rafka jadi semakin manja, cengeng dan suka menyusu.

Bahkan hampir setiap satu jam sekali, Raka menginginkan itu karena hanya itulah obatnya supaya Rafka bisa nyaman dan rasa sakitnya perlahan hilang.

Ana pun pasrah juga, namun kesal juga karena seperti diperintah ini itu bahkan harus mematuhi perintahnya. Kalau tidak pasti dia akan menangis.

Tadi saat Ana menolak supaya tak nenen pun Rafka nangis kejer sampe sesenggukan hingga berbicara pun susah.

Itulah yang menjadi kelemahan Ana di depan Rafka. Menangis dan merasa kesakitan sudah menjadi bahan umpan untuk meluluhkan hatinya.

Sekarang mereka berdua ada di depan TV. Tentu saja kaki Rafka diperban(yang warna merah itu loh, author gak tau namanya apa. Kan belom pernah nyobain).

Susah memang ketika menuruni tangga dalam keadaan Rafka kakinya yang seperti ini, apalagi saat menaiki tangga.


Capek bahkan pinggul Ana sangat pegal karena ulah Rafka. Ya, masih dimaklumi oleh Ana karena memang keadaan Rafka. Apalagi anaknya yang manja plus cengeng membuatnya harus memenuhi stok kesabarannya.

Sekarang, mereka sedang menonton Geri- film kesukaan Ana. Tentunya ini adalah permintaan Ana. Jadi Rafka menurut saja, toh juga ia pasti tidak akan paham dengan film yang romantis.

Kepala Rafka yang diletakkan di paha Ana, sedangkan Ana yang tengah asik menonton sambil ngemil, tak menghiraukan panggilan Rafka yang sedari tadi merengek.

"Sayang," panggil Rafka sambil menusuk-nusuk pipi Ana.

Tak ada jawaban. Bahkan Ana sedang senyum-senyum sendiri.

"Sayanggg," panggil Rafka lagi sambil menggoyangkan kakinya di sofa.

"Auw, sshhtt hiks sakit," rengek Rafka membuat Ana terkejut dengan rintihan Rafka.

"Eh, kamu kenapa?" Tanya Ana keheranan.

"Ih, kamu dari tadi aku panggil malah diem aja. Malah lebih mentingin liatin tv-nya daripada aku," ucap Rafka cemberut membuat Ana gemas.

"Iyah maaf soalnya aku udah kelewatan baper," ucap Ana cengengesan.

"Ish, cewek kalo udah baperan mah susah diajak ngobrol," ucap Rafka lalu hendak beranjak duduk.

"Sini aku bantuin," ucap Ana memegang bahu Rafka namun ditepis oleh Rafka dengan cepat.

Ana pun terkejut karena ulah Rafka.

"Kamu ngga mau dibantuin? Yaudah," ucap Ana kemudian melanjutkan aksinya yaitu menonton sambil ngemil.

"Hiks, kan bener hiks ka-kata Rangga. Ka-kalo cewek li-liat hiks pacarnya lemah pa-pasti ngga bakal hiks peduli," ucap Rafka lirih namun masih terdengar oleh Ana.

My Childish HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang