Berprasangka.

799 72 20
                                    

Soobin berjalan menuruni tangga, sambil menggaruk kepala. Pria tinggi yang mempunyai dimple tersebut sesekali menguap, baru bangun dia tuh mangkanya jalannya lesu banget.

Berjalan gontai kedapur buat minum, pagi hari habis bangun tidur tuh harus minum. Itu prinsip dari Soobin sendiri, hidup sehat katanya.

"Mbak."

Jisoo yang lagi sibuk didapur menolehkan kepalanya, mendapati adiknya tengah bersender dipintu kulkas dengan mata yang sedikit terpejam. "Kamu udah bangun?" Ujar Jisoo.

"Kalo aku ada disini, ya berarti udah dong Mbak." Jawab Soobin.

"Udah bangun tapi matanya masih nutup gitu, yakin udah bangun?" Ujar Jisoo terkekeh melihat kelakuan adiknya, udah tau masih ngantuk ngapain bangun bukannya tidur lagi.

"Belum terkumpul aja ini nyawanya." Jawab Soobin asal, lalu membuka kulkas mengambil minum dan setelah itu mendudukkan dirinya di pantry.

"Terserah kamu, mandi sana abis itu sarapan." Ujar jisoo.

"Iyah, btw Abang udah bangun Mbak?" Tanya Soobin.

"Udah, itu lagi di halaman belakang."

"Wah pagi juga ya bangunnya." Ujar Soobin.

"Iyalah, emang kamu kebo." Celetuk Jisoo terkekeh setelah itu.

"Biasanya juga aku ga bangun siang Mbak, hari ini aja emang pengen bangun siang." Ujar Soobin alasan atau emang benar begitu(?).

"Iya-iya terserah kamu, Mbak mau nyuci dulu. Kamu liatin Abang ya." Ujar Jisoo berjalan meninggalkan Soobin didapur.

Sedangkan Soobin berjalan ke halaman belakang, dimana ponakannya tengah bermain dengan mainan nya disana.

Oh iya jadi Soobin ini lagi nginep di rumah Seokjin, karna Tuan rumahnya lagi ke luar Kota buat Kerja. Inisiatif buat jagain Mbaknya yang ditinggal suami.

Seokjin ini jarang keluar Kota lama, tapi katanya mau ada pembukaan cabang di Jakarta jadi waktu Seokjin lebih banyak disana dari pada disini. Maklum baru pertama buka cabang sampe luar Kota jadi pekerjaan baru buat Ayah muda tersebut.

Dan juga udah terhitung seminggu Soobin tinggal disini, lagi pula Mbaknya ga permasalahin malah enak jadi ga sepi rumahnya katanya, yaudah Soobin mah seneng-seneng aja.

.

Jisoo mencuci pakaiannya, sebelum dimasukan dimesin cuci. Jisoo selalu memeriksa setiap kantong, takut ada barang yang tertinggal tak jarang Jisoo suka menemukan uang dikantong celana Seokjin hmm lumayan kan buat jajan Abang wkwk.

Dan ketika Jisoo tengah memeriksa kantong di kemeja milik Seokjin, Jisoo menemukan noda merah disana. Menyerit karna ini noda apa, tak ingin berfikir aneh-aneh Jisoo memasukan kemeja tadi ke dalam mesin cuci, dan lagi di kemeja yang lain Jisoo mencium wangi parfum perempuan. Kenapa Jisoo yakin itu parfum perempuan karna setau dia Seokjin ga punya parfum yang wanginya begini, ini wanginya sangat manis buat perempuan.

Gatau kenapa Jisoo jadi takut, tapi dengan cepat ia menepis pikiran jelek buat suaminya. Nanti ia bisa tanyain kan, jadi ga usah ngambil kesimpulan sendiri.

Yaudah Jisoo lanjutin nyucinya sambil ngilangin pikiran-pikiran jelek suaminya.

.

Pagi hari, Jisoo lagi nyiremin tanaman dihalaman depan. Dan Soobin lagi kewarung disuruh Jisoo sama Abang.
Tiba-tiba suara mobil berhenti diperkarangan rumah Jisoo, yang punya rumah mah diem aja. Mikir orang lewat, atau ga tetangganya lagi ada tamu. Sampai sebuah suara membuat Jisoo ngalihin perhatian nya.

Kim Yeon Seok✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang