"Mas Jinooo!"
Seokjin yang sedang berada dalam mimpi pun seketika terduduk ketika mendengar namanya diteriakan di pagi buta seperti ini.
Dengan penglihatan yang sudah sempurna dia melihat ke arah tempat istrinya tidur dan tidak menemukannya, seketika dia panik.
Jisoo tidak ada di tempat tidur dan juga dia mendengar teriakan namanya tadi diyakinkan dari istrinya tersebut.
Lalu dimana istrinya sekarang?
"Sayang."
"Kamu dimana? Masih di kamar?" ujar Seokjin segara beranjak untuk mengecek kamarnya.
"Mas Jino aku disini."
Seokjin yang mendengarnya segera ke arah kamar mandi mereka, takut hal buruk terjadi. Mengingat kondisi Jisoo yang sudah mendekati kelahirannya.
Dengan buru-buru dia masuk dan menemukan istrinya yang tengah berdiri dengan sedikit menundukan kepalanya sambil memegang wastafel menggunakan sebelah tangannya dan sebelah tangannya satunya berada di bawah perut besarnya, seperti menahan?
"Yaallah sayang." panik Seokjin segera menghampiri sang istri yang seperti kesusahan?
"Kenapa? Kenapa? Mana yang sakit? Udah waktunya kah?" celotehnya dengan raut wajah yang super duper cemas.
"Perut aku sakit." ujar Jisoo dengan lirih, dia menahan sakit ketika selesai berwudhu buat sholat shubuh.
Awalnya baik-baik aja cuman ko pas udah selesai wudhu perutnya sakit, kirain cuman lewat aja sakitnya tetaunya malah makin sakit dan ga kuat buat nahanin. Mangkanya dia teriakin nama Seokjin dari tadi, cuman emang dasar suaminya kebo ga bisa buat dipanggil sekali doang jadi dia susah payah buat teriak pagi buta gini.
"Udah waktunya?" ujar Seokjin, dan Jisoo hanya membalasnya dengan gelengan kepala.
"Kamu bisa tahan kan sayang, biar aku telpon Mamah buat kesini ya." lanjutnya dengan menatap wajah istrinya yang tengah menahan sakit, Jisoo menganggukan kepalanya.
Dengan begitu Seokjin menggendong tubuh istrinya untuk dibawa ke kasur.
Ketika baru di dudukin tepi ranjang, Jisoo menahan tangan Seokjin dengan kuat.
"Ga mau duduk Mas makin sakit nanti." ujar Jisoo sesekali membuang nafasnya.
"Terus maunya gimana?" tanya Seokjin udah cemas banget liat istrinya yang kaya gini, membuatnya dejavu waktu lahiran Abang.
"Jalan-jalan kecil aja disini ya, sampe Mamah dateng." ujar Seokjin, dan dibalas anggukan oleh Jisoo.
Lalu Seokjin membangun kan tubuh istrinya dengan menahannya, dia segera mengambil ponselnya dan langsung menelpon orang rumah.
Jisoo berada di hadapan Seokjin dengan kedua tangannya sudah berada di pinggang Suaminya, sesekali dia bergerak ke kanan ke kiri dengan Seokjin yang turut mengikuti langkahnya, sambil mengatur nafasnya.
"Sabar ya sayang, kamu kuat, istri Mas kan kuat." ujar Seokjin berbisik ditelinga istrinya untuk menguatkan, karna tangan sebelah dia dipake buat nelpon Mamahnya, sebelah lagi ngerangkul istrinya.
Posisinya kaya pelukan jadinya, Seokjin yang menunggu respon pada panggilannya sesekali mengecup kepala istrinya serta mengusap bahunya dengan lembut menenangkan.
"Hallo assalamualakum Mah."
"....."
"Mah bisa kesini cepet ga, kayanya Ayu mau lahiran." ujar Seokjin dengan suara yg menahan panik karna takut istrinya kenapa-napa yang ada karna dia parno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Yeon Seok✓
Short Story[Jinsoo ShortStory]. . Sebuah Short Story keluarga kecil yang sangat bahagia. Gimana sih keseharian mereka? mengurus anaknya yang berumur 2 tahun? lagi aktif-aktifnya banget tuh pasti. . Semi-Baku Lokal. . Rank #1 Jinjisoo (30-12-2020) #1 Kimyoungho...