Mulai Berasa.

941 88 7
                                    

"Assallamuallaikum." gumam Seokjin membuka pintu rumahnya, ditangannya ada sejadah. Iyah dia abis jamaah subuh, dan rumahnya sudah gelap karna Seokjin mematikan semua lampunya kecuali lampu depan karna biasa matiin ketika matahari baru terbit.

Sebelum kembali ke kamar Seokjin berjalan kedapur untuk memasak air, merendam mejikom dan melihat isi kulkas ada bahan apa yang bisa buat dia masak nanti. Tidak ada cucian piring karna Jisoo selalu menyuci sebelum mereka tidur, memudahkan ketika pagi nanti menurut istrinya.

Seokjin meninggalkan kompornya dengan api kecil karna dia mau menaruh perlengkapan sholatnya dulu, berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Seokjin membuka pintunya dan tidak melihat keberadaan istrinya di kasur, mungkin Jisoo sudah bangun dan sedang berada di kamar mandi atau ga di kamar putranya.

Seokjin berjalan menaruh peci dan sejadahnya ditempatnya, dia membuka gorden dan sekaligus jendelanya. Udara di jam segini bagus, dia ga mempermasalahkan kata orang yang akan ada nyamuk yang masuk ketika dibuka masih gelap langitnya. Karna dia pernah denger ceramah membuka jendela dan pintu dijam setelah subuh akan mendatangkan hawa yang positif di dalam rumah, suasana yang adem juga.

Pintu kamar mandi terbuka, Seokjin melihat ke arah sana dan mendapati istrinya yang sedang berpegangan pada pintu, dengan begitu dia segera menghampiri Jisoo.

"Sayang kamu gapapa?" tanya Seokjin ketika melihat Jisoo sedikit menundukan kepalanya, dia menahan tubuh Jisoo dengan merangkulnya.

"Gapapa mas, kamu udah selesai sholatnya?" ujar Jisoo.

"Iyah udah, abis dari dapur tadi. Kamu serius gapapa, kamu kaya lemes banget." ujar Seokjin sedikit cemas.

"Gapapa aku cuman ngalamin morning sickness aja." ujar Jisoo tersenyum tipis.

"Yakin?" Seokjin memastikan.

"Hmm, aku mual banget nih." Jisoo menyingkirkan tangan Seokjin dan segera kembali memasuki kamar mandi, ketika merasakan sesuatu hendak keluar dari mulutnya.

Seokjin mengekori dan melihat istrinya yang sedang memuntahkan sesuatu, tidak ada selain air bening yang keluar dari mulutnya. Tangannya memijat lembut tengkuk istrinya dan tangan satunya lagi menyingkirkan rambut panjang yang menghalangi wajah istrinya.

"Kalau parah, kita ke klinik aja ya." ujar Seokjin, dia tidak tega melihat istrinya mengalami ini kembali setelah waktu itu tengah mengandung anak pertama mereka.

Jisoo menegakan tubuhnya dan membersihkan mulut sekaligus wajahnya dengan air, "Ga mas ini hal biasa, ya cuman lemes aja aku." ujar Jisoo menghadap suaminya yang menatapnya dengan cemas.

"Yaudah istirahat aja, tidur lagi." ujar Seokjin.

"Iyah aku mau sholat dulu."

"Kamu bisa sendiri?" tanya Seokjin membuat Jisoo terkekeh pelan.

"Bisa mas, kalo kamu ikut nanti aku batal dong." jelas Jisoo, Seokjin menepuk keningnya.

"Ah iyah, maksud aku. Kamu aku tinggal ke dapur dulu bentaran, soalnya lagi masak air."

"Aku tinggal aja, aku bisa sendiri. Sudah sana keburu kering nanti airnya." Jisoo mendorong tubuh Seokjin untuk keluar kamar mandi karna dia mau ngambil wudhu.

"Apinya udah aku kecilin sih, yaudah kalo butuh apa-apa langsung panggil aku ya." ujar Seokjin mengambil tangan Jisoo dan menariknya untuk mendekat padanya.

"Iyaiya, udah sana ngapain aku ditarik lagi." Jisoo terkekeh pelan.

"Morningkiss belum."

Jisoo tersenyum dan sedikit menjinjitkan kakinya untuk mempertemukan bibir mereka, Seokjin melumatnya sebentar.

Kim Yeon Seok✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang