Pagi Uwu.

963 86 45
                                    

Pagi-pagi subuh, Seokjin sudah bangun dari tidurnya. Dia sudah sholat di mesjid jamaah dong, sudah mandi juga. Dan ini mau turun ke bawah buat bikin kopi, sekalian bikin sarapan kali ya?

Sebelum keluar dari kamarnya Seokjin berjalan kesisi ranjang menghampiri istrinya yang masih terlelap, dengan menjongkokan dirinya untuk bisa menatap istrinya dengan jarak yang sangat dekat.

Dengan mengelus wajah polos istrinya Seokjin tersenyum, "Sayang." ucapnya membangunkan dengan cara berbisik.

"Sayang bangun hey, subuhan." ujar Seokjin dengan lembut, dengan mengusap wajah istrinya. Agaknya belum mempan dengan begitu Seokjin menggunakan cara lain, ia mendekatkan wajahnya dan menghujami ciuman diwajah istrinya.

Berhasil! Sang empu menggeliat, merasa tidurnya diganggu. Ia membuka matanya sedikit, terdapat siapa yang sudah mengganggu tidurnya. Lalu Jisoo mendorong wajah Seokjin untuk menjauh dan menyudahi aksinya.

"Ihhh Mas Jino udah." rengek Jisoo masih berusaha untuk menjauh dari jangkauan Seokjin.

Seokjin yang mendegarnya menyudahi aksinya, dan tersenyum mendapati wajah cemberut dari istrinya. "Bangun sayang, subuhan. Keburu terbit mataharinya." ujar Seokjin.

Jisoo meregangkan tubuhnya, rasa-rasanya berat sekali untuk membuka matanya. Setelah nyawanya sudah benar terkumpul, Jisoo melihat ke arah suaminya yang masih setia berjongkok di samping ranjangnya.

"Mas Jino sholat di mesjid?" tanya Jisoo karna melihat Seokjin masih mengenakan sarung dan baju kokonya. Biasanya Seokjin kalo sholat dirumah cuman biasa make kaos tapi ini make koko, jadi Jisoo pikir Seokjin tidak sholat dirumah.

"Iyah, aku juga udah mandi dong." ujarnya dengan tersenyum bangga, dan beranjak untuk mendudukan dirinya ditepi ranjang. Karna merasakan kebas dikakinya berlama-lama jongkok.

Jisoo bangun dari tidurnya dan memeluk Seokjin dari samping secara tiba-tiba, "Hmm udah kecium wanginya." ujar Jisoo menyenderkan kepalanya pada bahu Seokjin, mengenduskan aroma lembut dari parfum suaminya. Nyaman.

"Iyah lah, kan sengaja. Biar kamu nempel kaya gini." ujar Seokjin terkekeh, dengan mengusap rambutnya. Jisoo hanya mendengus tapi tersenyum setalah itu.

"Aku males bangun." ujar Jisoo dengan wajah yang melas.

"Tumben banget males, biasanya kamu bangun duluan loh." ujar Seokjin. "Udah sana ambil wudhu, sholat. Kalo mau mandi dulu atau apa serah dah, abis itu pasti seger." Jelas Seokjin.

"Gendong."

Seokjin menahan senyumnya, tidak biasanya istrinya manja begini pagi-pagi. Mungkin karna dibangunin kali ya jadinya gitu, kalo bagun sendiri kayanya jarang begitu. Apa Seokjinnya aja yang baru tau? Wkwk.

"Kamu lebih manja dari Abang, hari ini ya. Yaudah ayo aku gendong sampe kamar mandi." Seokjin berdiri dari duduknya, menghadap istrinya yang tengah tersenyum senang.

Dengan merentangkan tangannya, Jisoo sudah menerjangnya. Dengan mengalungkan kedua tangan dilehernya dan kedua kakinya mengalung dipinggangnya, oke untung badan istinya ga seberapa di banding biasa dia ngegym angkat besi sampe berapa kilo. Dan untungnya juga cuman sampe kamar mandi, kalo sampe bawah gatau dah bisa-bisa encok pinggangnya.

Seokjin menggendong Jisoo ala koala sampai kamar mandi, setelah itu ia menurunkan tubuh istrinya. "Udah kan, aku mau ke dapur buat kopi." ujar Seokjin, Jisoo menganggukan kepalanya. Lalu Seokjin meninggalkan istrinya untuk menyelesaikan urusannya sendiri.

.

Sekiranya pukul 6 lewat Jisoo turun, dia baru turun karna putranya sudah bangun dan langsung memandikannya. Yonsok ini memang suka bangun pagi ntah dia duluan yang bangun diantara kedua orangtuanya, atau ketika salah satu dari orangtuanya datang ke kamarnya tak lama langsung terbangun. Yang pasti Yonsok ini jarang bangun jam 7 lewat.

Kim Yeon Seok✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang