Gugatan?.

1.3K 94 28
                                    

Minggu diruang kerja Seokjin.

Ia sedang melihat-lihat dokumen resto yang kemaren sempet belum di cek nya.

Pintu terbuka namun Seokjin tak menyadarinya.

"Aku mau minta talak sama Mas."

Bagaikan tersambar petir di siang bolong, itu yang Seokjin rasakan sekarang lalu menatap istrinya yang berada didepan meja kerjanya.

"Kamu apa-apaan sih yang, ga lucu tau ga." ucap Seokjin biasa kembali melanjutkan kerjaan nya, padahal hatinya ga tenang.

"Aku serius Mas."

Seokjin hanya diam tak menanggapi, dia pikir mungkin istrinya lagi dalam mood yang buruk.

"Mas denger aku ngomong ga sih?" ucap Jisoo kesal sekarang merasa diabaikan.

"Apa sih, kamu ga liat aku lagi ngapain. Udah nanti aja ngomongnya." ucap Seokjin benar-benar tidak ingin melanjukan obrolan seperti ini.

"Aku mau minta talak sama kamu Mas." ucap Jisoo sekali lagi.

Seokjin yang kesal mengepal kuat tangan nya, "Kamu apa-apaan sih, kamu tau sendiri kan aku paling benci sama kata itu. Jadi plis berhenti buat nyuruh aku ngomong kata 'itu'." ucap Seokjin sudah menatap Jisoo yang berada didepannya, berdiri didepan meja kerjanya.

"Aku gamau tau pokoknya kamu harus tanda tanganin surat ini secepatnya." ucap Jisoo mendorong map yang sudah tadi ia taruh dimaja namun diabaikan oleh Seokjin.

"Surat apa ini?" ucap Seokjin mengambilnya lalu dilihat sambil dibacanya.

"Itu surat dari pengadilan, tanda bukti kalau Mas-"

'Srek'

"Mas Jino!"

"Kenapa? Kertas apa sih itu, aku ga ngerti." ucap Seokjin membuang map yang sudah menjadi dua dimeja kerjanya supaya dapat dilihat oleh istrinya.

"Mas Jino kamu apa-apaan sih." ucap Jisoo kesal

"Kamu yang apa-apaan, tiba-tiba minta talak. Aku salah apa sama kamu sampe minta kaya gitu." ucap Seokjin.

"Kamu ga salah Mas, aku yang salah disini. Lebih baik kita pisah dari pada kita lanjut tapi kamu masih main dibelakang aku." ucap Jisoo.

"Maksud kamu apa sih? Siapa yang main dibelakang kamu." ucap Seokjin menyerit ga ngerti.

"Kamu udah ga usah bohong lagi, aku udah tau semuanya." ucap Jisoo.

"Apa yang kamu tau, aku ga main dibelakang kamu Yu." ucap Seokjin.

"Kamu ini masih ngelak, padahal buktinya sendiri yang datengin aku." ucap Jisoo.

"Hah maksud kamu apa? Ada yang neror kamu?"

"Bukan neror tapi ngasih bukti."

"Bukti? Maksudnya apa sih yang, aku ga ngerti."

"Buktinya tuh, ada perempuan dateng kesini terus bilang kalo anak yang didalem kandungannya itu hasil kamu. Mangkanya dia nyariin kamu!"
Ucap Jisoo kencang, air matanya hendak jatuh, Seokjin hanya diam.
"Kamu ko tega banget sih Mas, emang salah aku sama kamu apa sampe kamu ngehamilin wanita lain." lanjutnya.

"Yu dengerin aku dulu." ucap Seokjin ketika melihat istrinya sudah menjatuhkan air mata yang sangat berharga baginya.

"Apa yang mau aku dengerin lagi, semuanya udah terbukti Mas." ucap Jisoo mengelap air matanya sendiri, berusaha terlihat kuat didepan suaminya.

"Aku ga kenal siapa wanita yang kamu maksud, dan aku berani sumpah aku ga pernah tidur selain sama kamu." jelas Seokjin, "Mungkin itu orang yang mau ngehancurin rumah tangga kita, kamu jangan percaya dulu." lanjutnya mendekati Jisoo dengan perlahan.

Kim Yeon Seok✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang