Perjuangan.

914 76 32
                                    

Kini Seokjin ikut bergabung dengan keluarga Jisoo, setelah kejadian dia yang memeluk Jisoo dan meminta maaf, ia langsung di ajak untuk sarapan bersama.

Tapi sebelum itu Seokjin membersihkan dirinya dulu di kamar Jisoo, ketika masuk dia melihat putranya yang masih tertidur. Senyum terbit dibibir tebalnya, lalu mendekati putranya dan menciumnya. Tidak melihatnya seharian penuh membuatnya rindu akan tingkah menggemaskannya ketika dirumah.

Jisoo lalu menyiapkan baju Seokjin, katanya bajunya ada didalam mobil jadi Jisoo mengambilnya terlebih dahulu. Dan menaruhnya di kamarnya. Walaupun Jisoo masih sedikit mengabaikan Seokjin tapi ia masih melayani suaminya seperti biasa, yeah sebagai istrinya pasti.

Kini mereka berlima tengah berada diruang makan, hanya ada keheningan melanda. Bukan, hanya saja di keluarga Jisoo ini emang tidak diperbolehkan berbicara ketika sedang makan, kecuali ada sesuatu yang mendesak atau tidak ketika yang lebih tua sudah selesai lebih dulu.

Lalu terdengar suara tangisan Yonsok, membuat Jisoo dengan cepat pergi ke kamarnya. Takut putranya kenapa-napa karna kamarnya ada di lantai 2.

Seokjin yang melihatnya hanya diam, sambil melihat istrinya yang berjalan cepat ke lantai 2.

"Jino." panggilan untuk dirinya membuatnya kembali memfokuskan pandangannya.

"Iyah Bu."

"Kamu ga kerja emang, ko malah jauh-jauh ke sini." tanya Ibu Jisoo.

Seokjin bingung mau jawab gimana, dibilang dia kerja ya seharusnya kerja cuman lagi-lagi dia harus nyuruh Yoongi buat atur semuanya hari ini.

"Aku nyusulin Ayu Bu." jawab Seokjin mengusap lehernya gugup, takut salah jawab.

"Ko nyusulin sih, kata Ayu kamu lagi sibuk." ujar Ibu Jisoo.

"Ya terus kenapa sih Bu, gapapa toh Jino nyusul kesini. Kangen kali ditinggal sehari doang." ujar Bapak Jisoo ikut menimbrung obrolan mantunya, dengan tersenyum menggoda Seokjin.

"Hehe Bapak tau aja." ujar Seokjin terkekeh, menampilkan cengiran bodohnya. Seokjin merutuki dirinya sendiri yang bersikap idiot didepan mertuanya.

"Tuh kan, yaudah lah ga usah ditanyain kenapa nya." ujar Bapak Jisoo berlalu dengan cangkir kopi nya, untuk diminum nanti di depan. Ibu nya Jisoo cuman menghela nafasnya. Orang cuman nanya emangnya salah?
"Jino mau ikut Bapak ga ke depan?" seru Bapaknya Jisoo yang udah gaada di dapur.

"Iyah Pak." jawab Seokjin.

"Yaudah sono kamu susul Bapak, Ibu mau rapihin ini dulu." ujar Ibu Jisoo merapihkan bekas makanan mereka.

"Biar Jino bantu Bu." Seokjin hendak mengambil piring kotor namun ditahan oleh Ibu Jisoo. "Ga usah toh, kamu susul bapak aja sono. Ini biar Ibu aja yang ngerjain, ayo Dek bantuin Ibu." ujar Ibu Jisoo dengan nada lembutnya seperti biasa. mengajak Soobin yang sedari tadi diem, karna emang Soobin ini kalo makan khidmat banget karna biar meresapi rasanya cenah.

"Udah Mas Jino temenin Bapak aja. Aku abis ini mau main nih." ujar Soobin membantu Ibu nya.

Seokjin menganggukan kepalanya setelah Soobin ninggalin meja makan ke dapur.

Lalu Seokjin beranjak dari duduknya menuju ke depan untuk menemani mertuanya, hal biasa ketika dirinya kesini di kala berlibur. Tapi sekarang lain hal nya, ia sekarang ingin menyusul dan mengajak pulang istrinya.

.

Setelah berbincang mengenai pekerjaan dan keseharian mertua dan juga orangtua nya, Seokjin kembali memasuki rumah milik keluarga istrinya.

Ketika hendak ke dapur ingin minum, ia melihat istrinya tengah menyuapi Yonsok yang sudah mandi. Oh mangkanya kenapa tadi lama banget pas nyusul putranya. "Ayah!"

Kim Yeon Seok✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang