Rombak.

434 34 5
                                    

Sebelumnya monmaap nih
Kita pake nama lokal aja ya, aslinya ga usah di jabarin lagi. Udah hafal juga kan kalian, kalo belum ulang dari awal😂

.

Ya mau gimana, kita tetep lanjut meski berat sebenernya, kedepannya kalo buat book baru kita make lokalnya visualnya serah kalian. Gamau lagi pake-pake visual hahaha

.

Dikediaman Jino sekarang sudah ramai karna teman-temannya pada berkunjung untuk bertemu keponakan kedua mereka.

Ayu karna melahirkan normal jadi lebih cepat bisa melakukan aktifitas seperti biasanya, hanya saja masih tidak di perbolehkan mengerjakan hal berat.

Mereka semua sekarang tengah berada di ruang tengah dengan baby Divya berada di tengah dengan kasur busa yang lumayan besar dari pemberikan para ante dan juga om nya.

"Mbak dede nya cewek kan?" tanya Lilis yang sedang memperhatikan Divya dengan raut wajah takjub.

Ayu tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Namanya siapa Mbak?" kali ini Mawar yang bertanya dan dia pun sama seperti Lilis yang tengah menatap Divya yang tengah tertidur pulas dalam bedongannya.

"Divya, panggilnya Vya kata Mas Jino." ujar Ayu.

"Ohh hallo Vya." ucap keduanya serempak membuat Jeni yang ada disana hanya menggelengkan kepalanya lucu.

"Mbak gimana sekarang, masih sakit?" tanya Jeni yang berada disebelahnya karna mereka tengah duduk di sofa sedangkan kedua Mawar sama Lilis di lantai dengan berasalahan karpet berbulu.

"Hmmm mendingan, kalo ga normal mungkin aku cuman bisa diatas kasur aja sekarang." jelasnya.

"Syukurlah, terus Abang sebentar lagi sekolah kan Mbak?" Jeni kembali bertanya karna setaunya Yonsok sekolah ga lama Ayu lahiran.

"Iya tinggal nunggu pendaftarannya aja, suruh ngaji baca tulis aja dulu. Umurnya masih kecil buat masuk TK." jelas Ayu, karna Yonsok baru masuk 4 tahun lebih nanti kalo udah PAUD.

"Apa ga repot nanti Mbak?" tanya Jeni lagi.

Ayu tersenyum, "Insyaallah ga, jangan di buat ngeluh aja intinya kalo buat ngajalanin sesuatu." ujar Ayu membuat Jeni menganggukan kepalanya paham.

"Yaudah Mbak kalo perlu bantuan, calling aku aja ya."

"Iya Jen, makasih ya."

Para lakik sedang berada di halaman belakang, tak luput dengan pria kecil yang selalu mengintili Ayahnya kemana.

"Ayah nanti beli ini ya." unjuk Yonsok yang sedang memainkan ponsel Ayahnya, menyenderkan tubuhnya di pangkuan sang Ayah.

"Beli apa?" Jino sedikit menundukan kepalanya untuk melihat apa yang di maksud putranya.

"Ni Yah, Abang suka." ujarnya memperlihatkan vidio yang tengah menapilkan mukbang permen.

"Emang Abang udah ngerasain ko bilang suka." ujar Jino yang menanggapi celotehan putranya dengan senang.

"Iya Yah ini pelmen, Abang mau beli ini nanti ya Yah." bujuknya masih dengan mengadahkan kepalanya untuk melihat apakah Ayahnya melihat apa yang dia tunjuk.

"Hmm iya, nanti ya. Jangan banyak-banyak juga makan permennya Bang, nanti batuk lagi kaya waktu itu." jelasnya.

Yonsok hanya menganggukan kepalanya sambil terus menonton vidio.

"Jadi gimana nih Bang, sekalian aqiqahan ya." ujar Joni, mereka lagi rundingan buat acara selametan Divya.

"Iya, cariin aja kambing yang gede."

Kim Yeon Seok✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang