Sore hari di kediaman Ahmad Ilyas sekeluarga.
Hari hampir magrib dan mereka semua ada di dalam rumah sambil menunggu azan untuk para pria sholat di mesjid..
Seokjin tengah bermain bersama putrinya yang sudah bisa duduk.
Waktu begitu cepat berlalu, perasaan baru kemaren gendong Vya dalam bedongan sekarang sudah bisa duduk.
Yonseok seperti biasa memainkan tabletnya tak jauh dari mereka berdua.
Jisoo datang dari dapur membawa makanan ringan untuk di taruh di meja ruang tengah.
"Abang udahan dong main hp nya, kan mau sholat bentar lagi." Ujar Jisoo ketika melihat putranya yang begitu asik memainkan tabletnya.
Bahkan sampai tidak ada sautan.
"Bang, udah yuk. Nanti di tinggal Ayah loh ke mesjid." Bujuknya lagi.
"Iya Bunda." Ada sautan tapi masih terus fokus dengan yang sedang di mainkannya.
Jisoo membuang nafasnya pelan, lalu dia perlahan mendekat.
"Bang, denger Bunda ga?"
"Ish iya bunda nanti." Jisoo yang mendengarnya sedikit terkejut karna putranya meninggikan suaranya.
"Abang!"
Seokjin ikut menghampiri dan memberikan Vya kepada Jisoo.
Dia dari awal cuman ngedengerin istrinya yang sama sekali tidak merubah nada bicaranya, malah terkesan lebih lembut untuk menyuruh putranya berhenti memainkan tablet.
Tapi apa yang di denger barusan dari respon putranya? Mereka tak pernah mengajari hal seperti itu.
Belum lagi istrinya yang mempunyai hati lembut pasti terkejut mendengarnya.
Jisoo sedikit mundur membiarkan kedua Ayah-anak tersebut berbicara, dan dia akan bersama putrinya dulu.
Seokjin langsung mengambil tabletnya dan itu mampu membuat Yonseok menatapnya, tapi itu tak lama pria kecil tersebut langsung menundukan kepalanya.
Melihat Ayahnya yang seperti itu membuatnya sedikit takut.
"Ngomong apa tadi Abang?" Tanya Seokjin sudah mensejajarkan tubuhnya dengan Yonseok.
Pria kecil itu tak menjawab hanya bisa menundukan kepalanya.
"Emang bagus ngomong kaya gitu sama Bunda?"
Yonseok mengangkat kepalanya untuk menatap Ayahnya, dan Seokjin dapat melihat sudah ada bendungan di mata indah milik putranya.
"Kenapa Abang bentak Bunda tadi?" Ujarnya lagi.
"Coba bentak Ayah kalo berani." Seokjin terus menatap putranya yang sudah menjatuhkan air matanya, dia tidak tega. Tapi dia harus begini sekali-kali untuk menegur.
"Ngapain? Ngapain bentak-bentak Bunda? Biar keliatan keren gitu?" Lagi Seokjin kembali berujar dan dia semakin mendengar suara isakan pada putranya.
"Abang mau jadi jagoan apa gimana? Heum?"
Kalau di lihat Yonseok pasti terlihat sedih sekali karna wajah nya sudah di penuhi air mata.
"Beraninya ko sama Bunda doang, coba sama Ayah berani ga?"
"Coba.""Udah Mas, kasian." Jisoo yang sedari tadi hanya menyimak pun baru bisa menengahi, selain dia masih sedikit terkejut karna Yonseok sudah berani meninggikan suara padanya, juga dia ga bisa memberhentikan Seokjin yang sedang mode Ayah.
"Minta maaf sama Bunda." Seokjin sedikit menarik lengan putranya lembut dan untung tidak menolak.
Jisoo langsung menyambutnya dengan pelukan meski ada Vya di sebelah pangkuannya.
"Udah sayang jangan nangis." Tutur Jisoo sambil membelai rambut tebal putranya, pria kecil itu memeluk erat leher sang Bunda di sertai isakan yang semakin keras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Yeon Seok✓
Historia Corta[Jinsoo ShortStory]. . Sebuah Short Story keluarga kecil yang sangat bahagia. Gimana sih keseharian mereka? mengurus anaknya yang berumur 2 tahun? lagi aktif-aktifnya banget tuh pasti. . Semi-Baku Lokal. . Rank #1 Jinjisoo (30-12-2020) #1 Kimyoungho...