Chapt 6: Ero Danadyaksa

43 13 0
                                    

"Dia, orang lama yang hadir kembali."

"Siapa, Syer?"

"Ero..dia..t-temen gue waktu SMP, Al."

"Lo dulu deket sama dia?"

"Iya," jawab Syerin yang masih terbata-bata.

Terlihat Allan kurang menyukai Ero yang memang terpampang nyata, ia adalah lawannya sekarang. Tak hanya itu, Ero adalah kapten tim basket SMA Bhadrika, terlebih lagi Davin mempunyai pengalaman buruk dengan Elang.
Elang Ganendra, sahabat dekat Ero yang hobi mencari masalah dengan Allan dan teman-temannya yang lain. Salah satu penyebab Allan telat adalah bertemu Ero dan Elang yang selalu menghadangnya di jalan untuk sebuah perjanjian. Allan sangat berhati-hati akan hal ini, jangan sampai orang tuanya tau dan akan melarangnya menjadi kapten tim basket di SMA Petapa. Syerin sama sekali tak mengetahui hal ini, yang ia tau Ero adalah orang yang memiliki perhatian lebih kepadanya.

"Lo juga kenal sama dia, Al?"

"Lebih dari sekedar kenal, Syer."

"Berarti bagus dong kita bertiga udah saling kenal," kata Syerin penuh semangat yang hanya diikuti anggukan oleh Allan.
Karena waktu yang semakin dekat dengan berlangsungnya olimpiade, tidak ada yang membicarakan apapun di luar materi dan lawan-lawan yang akan mereka hadapi nantinya. Allan pun diam seribu bahasa, entah memikirkan tentang kalah dan menangnya atau masih mengkhawatirkan Ero yang ternyata sudah kenal dekat dengan Syerin.

"Are you ready, my bro?" tanya Syerin yang lagi-lagi hanya dijawab Allan dengan anggukan, namun kali ini diikuti dengan tatapan mematikan dan senyuman yang melebar di satu sisi.

"Gue yakin lo pasti kalah, Lan," ucap Ero dalam hati.

Allan masih dengan keyakinannya yang akan memenangkan olimpiade matematika dan di pertandingan basket nanti. Olimpiade kali ini dibagi menjadi 3 babak, yang pertama 'early round', yang kedua 'semifinal round', dan yang terakhir 'final round' dimana di babak ini hanya ada tiga tim penentu yang sudah dipastikan akan mendapatkan urutan juara satu sampai tiga. Dan ya, waktunya mereka bersaing secara sehat saat ini juga. Babak pertama telah dimulai, soal demi soal mereka kerjakan dengan teliti. Allan mendapati Ero yang selalu melihat ke arah Syerin. Konsentrasinya sempat terpecah karena hal itu, namun ia mencoba tak memikirkannya terlalu dalam.

"Waktu tinggal 15 menit lagi," kata pembawa acara saat itu.

SMA Petapa masih menyisakan 4 dari 25 soal yang wajib mereka kerjakan. Jika tak dikerjakan akan mendapat nilai -1 tapi jika jawaban salah mendapat nilai -2. Berbeda dengan Ero dan Elang yang seperti tak punya beban dalam olimpiade kali ini. Ero yang masih sibuk memperhatikan Syerin tak dipedulikan Allan sama sekali. Ia lebih mengharap untuk menang daripada mendapatkan hati seorang Syerin.

"Waktu tersisa 5 menit, semua tim harap lebih teliti dalam menit-menit terakhir yang telah diberikan panitia," kata pembawa acara itu lagi.

Tak selang berapa lama, "Waktu habis, mohon letakkan alat tulis dan tinggalkan kunci jawaban di meja masing-masing. Selagi kami menilai, peserta dapat menikmati snack yang sudah disediakan di dekat pintu keluar. Keputusan dewan juri tidak bisa diganggu gugat," tegas pembawa acara.

"Akhirnya, Al, selesai juga."

"Dan untungnya ga sesusah yang gue pikirin, Syer."

"Makanya jangan pesimis mulu."

"Hai, Syer!" seseorang datang menghampiri Syerin.

"Ro? Hai!" jawab Syerin excited.

"Pa kabar?"

ATESIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang