"Aku hanyut dalam isak tangis 10 tahun lalu."
"Kafka..aku sayang sama kamu," ucap seseorang sembari memeluk handphonenya.
"Tok..tok..tok.."
Buru-buru ia menghapus air matanya, "Masuk."
"Uvi, kamu kenapa nangis, nak?"
"Gapapa, pa. Tadi habis liat film aja."
"Yang bener? Terus itu di hp kamu foto siapa?" Uvi lupa mengembalikan layar handphonenya ke halaman utama.
"I-ini cuma.."
"Anaknya Adelard Akiston, kan?"
"I-iya, pa."
"Kamu suka sama dia?"
"Engga!"
"Jangan bohong sama papa," Dave memancing Uvi agar berkata yang sejujurnya.
Dave Jackson, laki-laki paruh baya yang sangat berkarisma. Ayah dengan anak kesayangan bernama Uvina Jackson Akyadira.
"Iya, pa, Uvi suka sama Kafka."
"Terus kenapa kamu nangis?"
"Uvi tau, Kafka ga suka sama Uvi," jawabnya tanpa semangat.
"Masa anak kesayangan papa yang cantik ini ga bisa dapetin cowo sih.." Dave langsung memeluk putrinya itu
***
"Syer..orang tua lo?"
"Iya, orang tua gue udah ga ada," jawab Syerin kali ini dengan tetesan air mata.
"Maafin gue ya, Syer, sekarang lo duduk dulu," pinta Allan.
"Makasih," ucap Syerin dengan senyuman yang mungkin sangat berat ia keluarkan.
"Lo udah lebih tenang kan sekarang?" tanya Allan diikuti anggukan dari Syerin.
"Kalo boleh tau, orang tua lo kenapa?"
"Mereka ninggalin gue waktu gue belum bisa apa-apa, gue belum bisa mikir, gue belum bisa nyelidikin siapa yang buat mereka meninggal."
"Buat mereka meninggal? Papa mama lo dihabisin seseorang.."
"Rumah gue kebakaran, Al. Sepuluh tahun lalu di saat gue cuma bisa nyelametin diri gue sendiri, gue gatau itu kebakaran apa sengaja dibakar," jelas Syerin tanpa air mata.
"Sampai sekarang lo belum tau apa penyebabnya?" Allan semakin prihatin dengan keadaan Syerin. Dibalik sosok yang selalu membuatnya tersenyum lebar, ada goresan luka yang sulit disembuhkan.
"Gue belum tau dan gue janji akan cari tau," kata Syerin penuh keyakinan sekaligus amarah.
"Davin, Davin, liattt..liatt..Davin gue, Davin gue balik lagi," ucap Ryza dengan tergesa-gesa.
Aga reflek berlari menghampiri tubuh Davin yang masih terkapar lemas, "Dokterrr! Dokter cepet temen gue selamat."
Mereka yang dilarut kebahagiaan sampai lupa jika ada nurse call bel di ruangan itu. Syerin dan Allan yang masih duduk di depan ruang ICU bergegas beranjak dari sana.
"Liat, Syer, Davin gue selamat!" Ryza menghapus air matanya dengan kasar.
"Vin, Vin lo balik, Vin.." Allan tak percaya melihat monitor yang sudah bukan berupa garis lurus.
"Mohon maaf untuk yang lain silahkan keluar dari ruangan agar kami lebih cepat menangani," pinta suster di sana.
"Dok, selamatin Davin, dokter harus janji bisa selamatin Davin," perintah Ryza.

KAMU SEDANG MEMBACA
ATESIA (END)
Novela JuvenilIni tentang insan yang terjebak dalam kesepian abadi. Atesia Syerin, dua nama paling depan dari dua nama tersisa. Memulai hidup dengan kehilangan cinta pertamanya. Kehadiran orang baru terus menutup kisah masa lalu. Sayangnya itu semua hanya sement...