Ini tentang insan yang terjebak dalam kesepian abadi. Atesia Syerin, dua nama paling depan dari dua nama tersisa. Memulai hidup dengan kehilangan cinta pertamanya.
Kehadiran orang baru terus menutup kisah masa lalu. Sayangnya itu semua hanya sement...
Muay thai kali itu terganggu karena ulah Ero dan Elang. Allan memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk membawa mereka berdua ke rumah Davin yang biasa dijadikan basecamp. Pasukan suruhan yang lain sengaja mereka bebaskan karena sebenarnya akar masalah ada pada Ero.
"Masuk!" perintah Kafka garang.
"Lo sama gue aja, Syer," tawar Allan yang langsung disetujui Syerin.
Feeling Kafka sangat tepat. Pada akhirnya, Syerin memang lebih memilih bersama Allan. Sebenarnya bukan murni kemauan Syerin, namun mobil Kafka ditumpangi dua biang masalah yang selalu mereka idamkan untuk lenyap dari dunia. Tak mungkin memberontak, Ero dan Elang sudah tak sadarkan diri.
Banyaknya bangunan pencakar langit dilewati dengan cepat hingga sampailah pada rumah berukuran sedang seperti tujuan mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Seret," Allan masih terlihat garang disetiap suku kata yang ia lontarkan.
"Bangun woe bangun!" teriak Davin dan Hiro.
"Awasin mereka," perintahnya lagi sembari menggandeng dan menarik tangan Syerin.
"Lo mau apa?"
"Gue tau gue ga tepat kalo pake kesempatan ini, tapi..gue bener-bener sayang sama lo."
"Kenapa lo bahas kaya gini lagi sih, Al?"
"Karena gue emang cinta sama lo!"
Syerin tertunduk mendengar pernyataan dari orang yang berdiri sekitar lima centimeter dari hadapannya.
"Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo," Syerin berjinjit memeluk Allan.
Guncangan yang diberikan Syerin membuat Allan hampir kehilangan keseimbangannya, sebenarnya Syerin sangat ringan untuknya.
Dekapan hangat Pangeran Barley melingkar sempurna pada tubuh Syerin dengan napas yang masih kurang teratur.
"Asal lo tau, setahun bukan waktu yang singkat, bukan waktu yang lama. Tapi gue yakin, buat cinta sama lo ga butuh waktu lama."
"Gue gamau kehilangan lo, lo ga boleh pergi ninggalin gue."
"Gue udah pernah janji sama lo, dan gue janji sama diri gue sendiri."
"Tapi gue takut kalo lo juga ga bisa nepatin janji kaya papa," Syerin melepas pelukannya.
"Syerin.." Allan memposisikan wajah Syerin agar kedua mata mereka saling bertemu. "Tuhan lebih sayang sama Papa Baron, dan lo harus terima kalo hamba-Nya, kalo papa lo itu cuma milik Allah."
Syerin mulai terisak dengan perkataan Allan. Karena tak hanya papanya, mama yang setiap hari menemani tidur malamnya pun Ia ambil begitu saja.
"Tapi gue gamau kalo lo juga di ambil."
"Kalo Tuhan yang ngambil, gue rela."
"Tapi gue bakal mohon sama Tuhan biar lo ga di ambil sebelum gue."
"Tapi takut mati bukan alasan buat bertahan hidup."
Syerin kembali mengeratkan pelukannya pada Allan, juga sebaliknya. Dari peristiwa tidak mengenakkan pun, kebahagiaan selalu datang.