"Aku mengetahui siapa dirimu."
"Kemana sih dia? Eh lo pada tau Hiro ga?"
"Gatau gue, emang tadi pamitnya kemana, Jen?"
"Ga jelas juga, btw makasih ya."
"Iya-iya, atau gue bantu cariin?" salah satu siswi itu menawarkan.
"Boleh deh, thanks ya."
"Hiro kemana sih..kasian Jena," ucap siswi itu dalam hati.
Jena tak henti-hentinya bertanya dengan semua yang ia temui saat itu juga, namun nihil.
"Loh i-itu Hiro, Jen.." ia sedikit ragu.
"Kok dia sama.."
"Jen, sorry ya gue tinggal dulu," pamitnya sambil menepuk punggung Jena berharap tak terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Iya, makasih banyak," Jena masih mencoba menebar senyum.
Tuduhan Davin yang bermaksud canda ternyata malah terbukti, Hiro sedang bersama seorang perempuan yang rupanya Jena kenali. Tanpa berlama-lama, Jena berlari ke arah mereka.
"Uvi..lo ngapain di sini sama Hiro?" Jena mengintrogasi.
"A-aku.." Uvi gugup.
"Lo mau macem-macem sama Hiro?" Jena semakin marah dibuatnya.
"Aku ga ngapa-ngapain sama Hiro, Jen," Uvi berusaha menjelaskan.
"Jangan-jangan gelang ini cuma kamu jadiin alesan biar aku percaya?"
"Jen tenang dulu, aku ga ada apa-apa sama Hiro."
"Lo diem ya cewe gatel!" Jena pergi meninggalkan mereka dengan perasaan yang campur aduk.
"Yiying! Yiying!" Hiro mengejarnya di tengah kerumunan siswa siswi lain.
"Lo kenapa, Jen?" tanya Syerin yang mendapati air mata telah berjatuhan di pipi sahabatnya itu.
"Hiro..dia malah berduaan sama Uvi," jelas Jena sambil terisak.
"Tuh kan, kak! Gue bilang juga apa," Riella senang karena bisa membuktikan keburukan Uvi.
"Emang bener-bener tu si Hiro ya," Davin pun tak menyangka saat tuduhannya ternyata benar.
"Lo jangan pada salah paham dulu," Kafka masih mencoba membela Uvi.
"Gila lo, masih mau lo bela orang kaya gitu?" Syerin ikut merasakan kepedihan Jena.
"Naahh itutuh orangnya," teriak Rezka.
"Dengerin aku dulu, Ying," pinta Hiro sembari meraih tangan Jena.
"Apa lagi sih? Kamu berdua di tempat sepi kaya gitu masih perlu aku dengerin penjelasan dari kamu?"
"Wah keterlaluan lo, Ro," Aga memperkeruh suasana.
"Lo bisa diem ga?"
"Kamu yang diem!" Jena terlihat sangat kecewa.
"Uvi itu kakak aku, Ying, kakak kandung aku," Hiro berterus terang.
"Kakak?" semua terkejut mendengarnya.
Semua pandangan tak lepas dari tatapan terkejut sekaligus tak menyangka. Riella pun merasa takut jika Hiro sakit hati karena ia selalu berusaha menjatuhkan kakak kandungnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ATESIA (END)
Teen FictionIni tentang insan yang terjebak dalam kesepian abadi. Atesia Syerin, dua nama paling depan dari dua nama tersisa. Memulai hidup dengan kehilangan cinta pertamanya. Kehadiran orang baru terus menutup kisah masa lalu. Sayangnya itu semua hanya sement...