Chapt 21: Prom Night

31 4 0
                                    

"Aku tak ingin terjebak untuk kesekian kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tak ingin terjebak untuk kesekian kalinya."

"Bawa mobil lo?"

"Ya kali lo pake dress cantik-cantik gini gue boncengin," puji Allan sambil membukakan pintu untuk Syerin.

"Dressnya apa guenya yang cantik?"

"Dressnya..tapi yang make lebih cantik," perkataan Allan membuat pipi Syerin merah merona.

"Tumben dibolehin sama Om Roby?" Syerin mengalihkan pembicaraan.

"Pake ilmu. Udah masuk, nanti kita telat lagi," ajak Allan.

Di dalam mobil, Syerin kembali memulai percakapan, "Lo keren juga pake kaya gitu."

"Iyalah, yang dijemput aja anggun kaya gini, nanti dikira gue sopir lagi," Allan tertawa kecil.

Jas biru dongker dengan dalaman sweater kerah tinggi berwarna abu-abu menegaskan kewibawaan Allan sebagai putra dari Roby Barley.

"Kafka berangkat sendiri?" lanjut Allan.

"Sama Uvi."

"Udah serius dia sama Uvi?"

"Ga paham gue, tapi kalo Kafka sampe kaya gini berarti beneran tulus sih.." Syerin menduga-duga.

Sampailah di Garena Hotel, tempat melangsungkan prom night SMA Petapa. Sambutan yang diberikan adalah para siswa yang berbusana seperti pangeran dan para siswi yang terlihat elegan saat gaun bervariasi tertempel pada tubuh indah mereka. Teriakan langsung memenuhi Garena Hotel saat Allan melewati barisan siswi kelas dua belas. Uvi pun terlihat beda dari sebelumnya, ia mengenakan dress selutut lengan panjang dengan sepatu high heels biru dongker berukuran 37. Disusul dengan Davin dan Ryza yang tak kalah menawan dari Syerin dan Allan, juga sahabat mereka yang lain. Riella yang memang paling excited diantara mereka menunjukkan kebolehannya dalam berbusana, dress selutut tanpa lengan membuat kaki jenjangnya terpampang sempurna dengan kipas bulu berwarna biru dongker yang baru saja ia beli. Syerin dengan punggung kaki yang tertutup gaun sesekali memperlihatkan kulit asli yang menjadi bahan dasar sepatu bootsnya. Kemewahan menghiasi Garena Hotel yang dipenuhi anak SMA Petapa. Tak heran jika pesta dansa diperbolehkan saat prom night nanti.

"Cantik juga kakak gue," kata seseorang yang sedang menggandeng pasangannya itu.

"Kereeennn.." Aga kagum dengan tema prom night kali ini.

"Vi, kesana yuk!" ajak Kafka ke kursi baris kedua dari depan.

"Kita-kita dibelakang aja ya," saran Aga pada sahabat-sahabatnya.

"Bocah pinter kasih duduk di depan sono," Rezka menyingkirkan Syerin dan Allan dengan maksud bercanda.

"Lo aja sama Riella."

"Dimana, Lan?"

"Bawah kursi," balas Allan.

"Nanti kegantengan gue menurun lagi di depan Ella, apalagi di depan Syerin, iya kan, Syer?" sontak lirikan tajam Allan mendarat pada Rezka."

"Gue bercanda lah, Lan, lo kaya gatau gue aja," ucap Rezka ketakutan.

"Ya udah duduk-duduk," pinta Aga.

Mereka semua duduk berdampingan dengan pasangan masing-masing sembari menunggu mc bersiap membacakan susunan acara.

"Halo SMA Petapa.." sapa mc pria pada malam itu.

"Woaahhh..semangat banget ya buat acara kita malam ini. Pada cantik dan ganteng-ganteng banget nih, mau dansa sama siapa sih? Pastinya bukan sama saya ya," tawa mc wanita diikuti semua tamu undangan.

"Oke, jam sudah menunjukkan pukul 19.32 yang artinya sebentar lagi kita akan melangsungkan Petapa High School Prom Night 2021.." teriaknya disusul tepuk tangan yang sangat meriah.

"Prom night kali ini bertemakan 'Golden Generation' yang terinspirasi dari banyaknya siswa berprestasi di SMA Petapa, baik itu prestasi akademik maupun non akademik. Kami pihak panitia menyambut baik kedatangan dan kesediaan semua tamu undangan untuk menghadiri malam perpisahan kelas dua belas SMA Petapa. Teman-teman pada mau lanjut dimana nihh?" tanya mc itu dengan jawaban yang sangat beragam.

"Baik tidak usah berlama-lama lagi, saya akan membacakan susunan acara pada malam hari ini," mc yang satu lagi membacakannya dengan runtut.

Beberapa acara sudah dilewati, dari sambutan Kepala Yayasan hingga akan memasuki pengumuman siswa terbaik SMA Petapa.

"Duh siapa ya siswa terbaik?" tanya salah satu siswi.

"Pasti si Culun itu," jawab temannya dengan julid.

"Culun gitu bisa jadi siswa terbaik, lo ga malu apa?"

"Males banget ya gue bisa kalah sama si Culun."

"Udah lo dengerin dulu, jangan berisik."

"Pasti elo nih siswa terbaik," Kafka yakin Uvi bisa mengalahkan banyaknya siswa siswi kelas dua belas.

"Doain aja ya," Uvi tersenyum.

"Dan inilah, siswa terbaik SMA Petapa tahun ajaran 2020/2021 adalahhh..Uvina Jackson Akyadira! Beri tepuk tangan yang paling keras untuk Uviiii.."

"Dimohon naik ke atas panggung untuk siswa terbaik dan penyerahan penghargaan oleh Bapak Tantoro selaku Kepala Yayasan."

"Calon kakak ipar lu, Syer," Allan kembali berbicara setelah kesunyian di kursi belakang.

"Bukannya calon kakak ipar lo juga, Lan?" goda Davin.

"Bisa aja lo, Vin."

"Kok lo yang jawab, Syer? Jangan-jangan udah setuju lagi," pasangan lima bulan lalu yang sempat hampir berduka itu kini kembali menggoda Syerin dan Allan.

"Ayo ikut papa!" seorang pria paruh baya menarik tangan kanan salah satu siswa disana.

"PAPA APASIH PA?" bentaknya.

Sontak semua mata tertuju pada ayah dan anak laki-lakinya yang sedang beradu mulut.

"Woi itu kenapa?" tanya Aga sedikit panik.

"Maaf bapak, ibu, dan teman-teman semua, anak saya ini pergi menggunakan mobil yang tidak diketahui siapa pemiliknya," jelas pria itu.

"Papa kenapa bikin malu sih?!"

"Kamu yang bikin papa malu!"

"Mohon maaf bapak, mohon menyelesaikan di luar ruangan supaya acara kami malam ini tetap berjalan dengan lancar," pinta salah satu mc dengan sopan.

"Gue ga lebih baik dari dia, sama aja bikin papa kecewa," ucap Hiro dalam hati.

ATESIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang