Chapt 13: Gue Cari, Lo!

31 7 1
                                        

"Aku, manusia yang haus tuntut balas."

"Ga, lo beneran tetep mau bales kelakuannya Elang?"

"Iyalah, Ro! Gue bener-bener ga terima sahabat gue hampir mati karna dia."

"Lo kan gatau dia sekarang dimana."

"Gue bakal cari tau!"

"Kalo lo udah tau terus mau lo apain?"

"Pastinya ga akan gue habisin," kata Aga dengan kejam.

"Udahlah, kalo lo bales kelakuan dia ga akan ada habisnya."

"Terus lo trima Davin digituin? Lo di pihak siapa sih, Ro?"

"Lo tu kenapa sih, Ga?!"

"ELO YANG KENAPA?"

"Gue cuma peringatin lo, Ero sama Elang itu licik. Mereka bisa lebih nekat dari sebelumnya."

"Sayangnya gue ga takut dan kali ini ga akan gue biarin siapapum nglarang gue."

"Davin yang jago berantem aja kalah sama Elang apalagi elo."

"DENGERIN GUE YA, RO! Gue emang ga sekuat lo, ga sekuat Allan, ga sekuat Davin, ga sekuat lo semua. Tapi kalo soal setia kawan, lo semua kalah!" Aga yang terbawa emosi mencekik leher Hiro lewat kerah seragamnya.

"Udah, Ga, udah," Arfa menenangkan.

"Lo juga mau ngebela Hiro, Fa?"

"Aga! Lo tu sekarang lagi emosi lo tenang dulu," Arfa berusaha melepaskan tangan Aga dari kerah seragam milik Hiro.

"Udah, Aga, udah!" pinta Hilya diikuti Aga yang kembali duduk.

"Kalo lo semua ga mau bantuin gue, gue bisa sendiri!"

"Gue ga akan biarin tangan gue ga ikut campur masalah ini," Ryza berkata dengan seratus persen keyakinan.

"Kita bakal bantuin elo, Ga, Hiro juga," Arfa kembali memberi pengertian.

"Bener tu, iyakan, Ro?" Rezka berusaha mencairkan suasana.

"Gue pasti bantuin lo, Ga. Sorry gue tadi mikir terlalu baik ke Ero sama Elang."

"Itu baru temen gue," ucap Aga lirih dengan senyum liciknya.

***

"Al, perasaan yang mana?"

"Perasaan yang sekarang gue rasain, perasaan yang udah ga bisa gue tutupin lagi."

"Apa?"

"Suka!"

"Lo suka sama cewe kaya gue?"

"Buat gue lo itu sempurna, Syer!"

"Gue ga bisa, Al, gue gabisa."

"Kenapa?"

"Gue takut lo pergi!"

"Gue ga akan pergi dan gue janji!"

"Papa gue dulu juga janji."

"Syer semakin lo mikir kaya gitu, semakin lo susah buat bangkit."

"Lo gatau posisi gue sekarang!"

"Gue ga akan maksa lo buat ngebales perasaan ini, gue cuma mau lo ngrasa lebih bahagia di samping gue," Allan berkata sangat tulus.

"Gue bahagia sama lo, gue nyaman sama lo, tapi buat perasaan yang itu, gue rasa gue belum sanggup," Syerin pergi meninggalkan Allan.

ATESIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang