22✨

7.6K 386 6
                                    

Haiii!

Jangan lupa di vote dan komen yaww!

Kalo belum follow, follow dulu ya hihihi

-Tq u

Sore hari, Viola dan Bara baru sampai apartemen nya. Viola habis menunggu Bara yang sedang memohon di ruang guru, untuk tidak di skors selama tiga hari

"Kenapa sih, kan enak libur tiga hari" ucap Viola sambil mendudukan dirinya di sofa, Bara pun ikut duduk disamping Viola

"Pala mu enak!" ucap Bara sambil menyentil dahi Viola, membuat Viola mengerucutkan bibir nya

"Iya lah enak, gak sekolah, gak belajar"

"Iya emang enak, tapi gue gak tenang dirumah" tangan Bara pun mengelus lembut rambut Viola

"Ko gak tenang?" Viola bertanya sambil menaruh kepala nya di bahu Bara

"Gue takut lo kenapa-kenapa disekolah dan kalo gue dirumah, siapa yang jagain lo nanti" ucap Bara. Viola pun terkekeh, dia merapatkan dirinya ke Bara

"Gu--" ucapan Viola terpotong karena hp Bara berdering

Bara merogoh kantung celana nya, dan segera mengangkat telfon nya. Viola pun menegakan tubuh nya, tapi Bara justru mengegam tangan Viola

"Iya?"

" .........."

"Mih, ini serius?"

Suara lirih itu, membuat Viola menatap Bara aneh

"..........."

Bara mematikan telepon nya, melapas genggaman tangan mereka. Dan Bara segera mengusap wajah nya frustrasi

"Kenapa?"

"Papa udah enggak ada" lirih Bara

"Gak mungkin! Jangan bercanda, Bar" ucap Viola

"Buat apa gue bercandain, soal bokap gue sendiri?"

Viola pun langsung menangis, dia tidak menyangka akan kehilangan mertua yang baik. Bara yang melihat itu, lantas menarik Viola kedalam dekapan nya

"Kita kerumah, mami" bisik Bara

----
Mereka sudah sampai rumah mami, rumah yang sekarang sudah ramai dengan keluarga dan wartawan. Bara dengan baju sopan nya, Viola juga. Wanita itu terus memeluk lengan Bara, memberi kekuatan untuk suami nya ini

"Pak Bara, apa penyakit ayah mu sampai-sampai meninggal?" tanya karyawan langsung mencegah Bara yang baru keluar dari taksi

"Bisa kah kasih waktu untuk kita masuk?" tanya Viola

Tapi wartawan tersebut justru melontarkan pertanyaan lagi

"Apakah Bara yang akan meneruskan perusahaan sang papa? "

"Keluarga saya sedang berduka! Hargain!" suara datar, tegas dari Bara membuat para wartawan itu segera pergi

Bara dan Viola melangkah masuk ke dalam rumah besar itu

"Mami" panggil Bara lirih ketika mami nya sedang duduk di depan papa nya yang sudah tidak bernyawa

"Bara" mami memeluk Bara erat, menumpahkan tangisan di bahu Bara. Bara pun mengelus punggung mami nya, agar tenang

"Mami cuman punya kamu sekarang. Kamu gak boleh ninggalin mami, seperti papa" lirih mami nya dengan tangisan yang sangat pilu ditelinga Bara

"Bara gak akan pernah ninggalin mami, sampai kapan pun itu!"

My Bad boy husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang