Hai wan kawan, mari siapkan mental👍
Maaf ini agak lebih pendek dikit, tapi daripada ga update kan:')
Yeji sedang jalan jalan sendiri di alun alun. Tadinya ia janjian dengan Jeno, tapi Jeno membatalkan janji mereka. Katanya Sean-adiknya- jatuh dari motor, jadi harus dibawa kerumah sakit. Yeji tadinya mau menyusul ke RS, tapi dilarang Jeno. Jadi daripada gabut dirumah, ia jalan jalan aja ketaman.
Ting drrrt
Hapenya berbunyi, dilihatnya dan ternyata dari nomor tidak dikenal itu lagi. Ia ngga mau menanggapi sebenarnya, tapi penasaran. Jadi ia buka pesannya.
+6285986761xxx
[Send pict]
Romantis ya?
Udah dibilang Karina itu munafik
Bermuka duaYeji memasukkan hapenya ke tas. Mood-nya hancur seketika karena foto itu. Foto Karina yang memegang tangan Jeno. Apa benar ya ucapan si anonim ini? Karina itu bermuka dua. Tapi kan ngga mungkin, dia kenal betul Karina.
"Aish pulang aja ah"
Akhirnya Yeji memutuskan untuk pulang kerumah saja. Sudah ngga mood jalan jalan. Tapi dirumah dia malah bertemu Hyunjin yang langsung tau kalau kembarannya itu sedang ngga baik.
"Kenapa Ji?" Tanya Hyunjin.
"Gapapa. Bad mood aja"
"Lah? Katanya keluar sama Jeno, malah jadi bad mood?" Hyunjin mengikuti Yeji yang berjalan kekamar, "gara gara Jeno? Mau gue samperin tuh anak?"
Nah kan kumat over protective-nya. Iya walaupun sudah mengijinkan Jeno dan Yeji berpacaran, tapi Hyunjin masih sering ngancam ngancam Jeno jangan sampai buat saudaranya nangis.
"Ngga. Apaan sih. Udah ah mau kekamar aja. Bye" Yeji membuka pintu, "eh iya. Jangan marah marahin Jeno lo ya"
Yeji menutup pintu kamar, lalu merosot kebawah. Bersandar ke pintu.
"Yaudah sih, kenapa gue cemburu. Jeno juga belom nembak lo lagi Ji."
.
.
.
.
.
.
Sementara itu, Jeno dan Karina berada didepan ruang operasi. Sean tadi kecelakaan waktu mengantar ibu mereka kepasar. Untungnya Yana-ibu Jeno- baik baik saja, cuma Sean-nya yang parah. Helmnya pecah dan kepalanya terbentur aspal. Kata dokter harus dioperasi karena ada pendarahan dalam.
Semua keluarga sudah dikabari, bahkan Theo-ayah Jeno- yang diluar kota langsung terbang kesini. Irene selaku kakaknya Theo juga disini. Cuma sedang menunggui Yana yang pingsan karena shock.
"Sabar Jen, Sean kuat kok." Karina mengelus pundak Jeno berusaha menenangkan. Dia juga khawatir pada Sean, tapi dia ngga boleh menunjukkan itu. Nanti Jeno makin kalut.
"Sean ga bakal kenapa napa kan Rin?"
Karina mengangguk ke Jeno, "Iya. Dia kan kuat. Lo tau kan? Dulu pas kecil aja dia jatoh kepalanya berdarah dia bisa pulang sendiri"
Jeno senyum.
"Aww aduh hati hati dong mas!"
"Maaf maaf mbak"
Jeno dan Karina menoleh kearah suara. Ajun nabrak seseorang. Perempuan lebih tepatnya. Lalu menghampiri mereka sambil ngomel.
"Dia yang salah jalan mundur mundur, dia yang marah" Ajun duduk disebelah Jeno lalu menyodorkan air putih, "Minum dulu Jen, lo cape pasti nangis"
"Thanks"
Ajun dan Jeno lalu ngobrol, lebih ke Ajun mencoba meyakinkan Jeno kalau Sean ngga akan kenapa kenapa.
Sementara Karina masih memandangi sosok yang ditabrak Ajun yang kini menjauh. Ia memikirkan sesuatu.
"Kaya kenal suaranya deh"
.
.
.
.
.
.
Yoshi duduk di salah satu sudut cafe dengan gelisah. Dia janjian dengan Karina satu jam lalu, tapi sampai sekarang Karina belum muncul juga. Ditelepon dan di chat juga Karina off. Yoshi jadi khawatir.
Ting drrrt
Hape Yoshi bunyi, dia segera mengeceknya.
+6285986761xxx
[Send pict]
Masih ngga percaya kalo Jeno nikung elo?
Liat deh, pacar lo yang lo sayang
Kalo gue jadi elo sih udah gue putusinYoshi langsung beranjak dari mejanya. Berniat pulang saja. Toh Karina ngga akan datang.
"Ga ada gunanya gue nunggu"
.
.
.
.
.
.
Operasi Sean berjalan lancar. Sekarang Sean sudah diruang rawat. Yana dan Jeno sudah tenang, Theo juga sudah datang. Malah Sean sudah bisa cengengesan padahal tangan di gips dan kepalanya diperban.
"Eh iya lupa ngabarin Yoshi"
Karina segera mengeluarkan hapenya, lalu mengetik pesan ke Yoshi. Minta maaf karena ngga bisa datang ke tempat mereka janjian. Tapi ngga dibalas oleh Yoshi, padahal online.
"Kok ngga dibales ya, cuma di read"
"Kenapa Rin?" Tanya Jeno.
"Ini Yoshi cum nge- read chat gue"
"Lagi main game kali" malah Ajun yang menjawab.
Karina mengangguk. Iya mungkin aja sih. Ia ngga mau berburuk sangka pada pacarnya itu.
Baru juga tenang keadaannya, terdengar suara berisik dari luar ruangan. Lalu pintu ruang rawat dibuka ngga santai, ada Winter dan Asa ternyata.
"YA ALLAH SEAN LO KENAPA SIH?! Untung masih hidup" ucap Winter ngga santai.
"Lambemu" kesal Sean.
Winter cuma cengengesan. Sementara Asa minta maaf ke orang tua Sean karena Winter yang berisik.
"Rame juga nih, kita pulang dulu aja deh ya" ajak Irene ke anak anaknya yang langsung disetujui keduanya.
"Mau dianter mbak?" Tanya Theo.
"Gausah. Mbak bawa mobil sama anak anak kok. Kamu disini aja sama anak istrimu"
"Yaudah. Hati hati mbak"
Irene mengiyakan lalu pamit dengan anak anaknya setelah Ajun dan Karina salim ke Theo dan Yana.
"Win, gue balik dulu ya" ucap Karina ke Winter.
"Yoi. Bye beb"
"Bye beb"
.
.
.
.
.
.
Lapak marah marah>>
KAMU SEDANG MEMBACA
Momogi Squad [AESZY]
Fanfiction[LENGKAP] "Emang kita gak selalu akur, tapi momogi squad itu sembilan. Ngga kurang, ngga lebih"- Yeji Mengandung: biasxbias, crackpair, ooc, uwu, kegajean, bahasa kasar. Start: 6 April 2021 End: -