Hai hai apa kabar?
Sebelum mulai aku mau numpang promosi,
Yuk nctzen, my, sama reveluv mampir🔥🔥
Pagi harinya, keluarga Yuna dan Gevan sudah sampai di Madiun. Dirumah kakek dan nenek. Dan setelah sarapan mereka semua berkumpul di ruang keluarga. Tadinya Yuna menolak, tapi ditarik paksa oleh Randi. Yah walaupun akhirnya dia duduk juga, dia tetap ngga mau melihat kearah Jani dan Daniel. Orang tua kandungnya.
"Jadi biar bapak yang mulai dulu, karena gimanapun ini salah bapak."
Yuna dan Gevan melihat kearah kakeknya, kenapa jadi kakeknya yang salah? Mereka bingung. Keduanya menyimak dengan serius cerita kakeknya.
Flashback on
"Keguguran? Kok bisa?"
Chandra dan Wendy cuma menunduk, ngga bisa menjawab pertanyaan ayah Chandra. Kalau mereka menjawab jujur, bisa bisa Wendy yang disalahkan karena tetap bekerja padahal kehamilannya rentan.
"Kalian tau kan bapak ini pengen cucu perempuan."
"Tau pak, tapi kan mungkin emang belum rejekinya. Kan udah ada Randi juga." Jawab Chandra.
"Randi kan laki-laki. Bapak mau cucu perempuan supaya bisa bapak jodohkan sama cucu teman bapak."
"Tap-
"Pak!! Daniel telpon, Anjani mau melahirkan katanya!!"
.
.
.
.
.
.
Seluruh keluarga Chandra sekarang dirumah Anjani. Sudah sebulan lebih sejak Anjani melahirkan, tapi adik angkat Chandra itu masih ngga bisa menyentuh bayinya karena mengalami baby blues. Jadilah Wendy yang mengurus Yuna.
"Gimana kalau sekalian kalian angkat Yuna jadi anak aja." Usul bapak Chandra.
"Pak, orang tua Yuna masih hidup. Anjani ibunya pak" tolak Anjani.
"Tapi kamu gabisa urus dia. Lagipula ekonomi kamu belum bisa buat ngurus anak kan? Susu aja bapak yang beliin."
Anjani menunduk. Dan pada akhirnya mereka setuju Yuna di adopsi bahkan secara resmi dengan surat adopsi dan lain lainnya, walau sebenarnya berat. Tapi menurut mereka itu lebih baik. Karena ya Anjani belum bisa pegang Yuna dan Daniel harus bekerja.
Flashback off
"Terus kenapa tante Wendy waktu itu bilang kak Yuna dibuang waktu ke toko bunda?!!" Tanya Gevan setelah cerita kakaknya selesai.
Sekarang semua mata tertuju ke Wendy, sedangkan Wendy menghela napas.
"Maafin mbak ya Jani, mbak takut. Takut kamu bakal ambil Yuna dari mbak, walaupun Yuna bukan anak kandung mbak tapi mbak tulus sayang ke Yuna."
"Mama" Yuna memeluk mamanya itu, "Sampai kapanpun mama itu mamanya Yuna."
Dari tempatnya Jani cuma bisa tersenyum kecut melihat Yuna yang kelihatan jelas pasti lebih sayang pada Wendy.
"Kita juga ngga akan ambil Yuna dari mbak, kita juga sadar mbak kita ngga berhak lagi atas Yuna." Ucap Daniel akhirnya.
"Mas!!" Protes Anjani. Tapi Daniel menyuruhnya diam.
"Ayah, bunda"
Daniel dan Jani kaget. Barusan dia mendengar Yuna memanggil mereka ayah dan bunda. Mereka ngga salah dengar kan? Belum selesai mereka kaget, Yuna malah datang dan memeluk mereka.
"Kalian kan juga orang tuanya Yuna hehe. Temen Yuna banyak kok yang orang tuanya lebih dari dua."
.
.
.
.
.
.
"Hatsyiii!!"
"Jorok dek!!"
Chaeryeong yang habis bersin cuma senyum aja waktu ditegur kakaknya. Dia langsung mengelap hidungnya.
"Masih lama ga sih?" Tanyanya ke Julian, appanya.
"Bentar lagi kok"
Sekarang ini keluarga Chaeryeong mau ke bandara, jemput kakek dan nenek mereka yang berkunjung dari Korea. Walau emang anak mereka sudah meninggal, tapi cucu mereka kan masih ada jadi mereka sering bolak balik Korea-Indonesia deh.
"Dibawain oleh-oleh apa ya"
"Oleh oleh aja yang dipikirin."
Chaeyeon cuma memasang wajah meledek ke arah adiknya.
Ngga sampai setengah jam mereka sudah sampai di bandara. Dan ternyata kakek nenek mereka sudah disana. Jadi pas deh. Chaeryeong dan Chaeyeon ngajak kakek neneknya naik mobil, Appa mereka yang masukin barang-barang.
"Julian, nanti sebelum kerumah kamu kita ke gereja dulu ya?" Minta nenek mereka setelah Julian masuk mobil.
"Mama mau ke gereja dulu? Oke" Julian mengecek jam tangan, "Sebentar lagi sudah waktu Dzuhur juga."
Akhirnya mereka mampir dulu ke gereja dan ngga terlalu jauh dari gereja itu juga ada masjid jadi Julian dan Chaeyeon bisa sekalian sholat. Chaeryeong lagi absen Minggu ini sih, jadi dia duduk di tukang pop es depan gereja sambil menunggu kakek neneknya.
"Loh, temennya Yuna?"
Chaeryeong yang menyeruput pop esnya langsung mendongak, mendapati cowo yang dia kenal berdiri didepannya.
"Chandra? Temennya Kak Randi kan ya?"
"Iya."
Yap, yang berdiri didepannya itu Chandra teman geng Randi. Bukan ayahnya Randi ya, namanya emang sama tapi orangnya beda.
"Ngapain disini?" Bingung Chandra.
"Nunggu kakek nenek ibadah sih, lo sendiri?"
"Gue?" Chandra duduk disebelah Chaeryeong, "Ini gereja tempat gue ibadah sih, gue sering kesini juga liat anak anak panti disini."
Chaeryeong ber-oh-ria.
Hay Hay apa kabar?maaf kali ini agak pendek ya hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Momogi Squad [AESZY]
Fanfiction[LENGKAP] "Emang kita gak selalu akur, tapi momogi squad itu sembilan. Ngga kurang, ngga lebih"- Yeji Mengandung: biasxbias, crackpair, ooc, uwu, kegajean, bahasa kasar. Start: 6 April 2021 End: -