Buat yang nunggu anonimnya keungkap, sabar ya. Nanti bentar lagi kok. Beneran suwer. 4 chapter lagi, beneran deh. Soalnya udah ada draftnya hehe
Giselle turun dari motornya lalu berjalan masuk club. Hari ini dia janjian dengan seseorang. Karena malam Minggu, tempat ini jadi sedikit lebih ramai dari biasanya. Dia langsung ke meja pojok karena katanya sih orangnya sudah disana. Dan benar aja, disana sudah ada cowo dengan pakaian serba hitam. Kaya mau ngelayat aja.
"Shon!!" Panggil Giselle waktu masih agak jauh. Si cowo menoleh lalu melambaikan tangan.
Giselle menghampiri lalu duduk, "udah lama lo?"
Si cowo-Shon- menggeleng, "baru kok. To the point aja, lo kenapa nyari gue? Tumben" Shon bersedekap.
"Bentar kek gue mesen minum dulu"
Giselle cuma memesan minuman non alkohol. Dia memang sering ke club, tapi ga pernah mabuk. Minum sedikit pernah. Sambil menunggu pesanannya, mereka ngobrol ringan dulu. Ngga lama pesanan Giselle datang.
"Nah jadi ada apa?"
Giselle memutar bola mata, "Ini gue belom nyeruput loh Shon"
"Lagian lama lo" Shon membenarkan topinya.
"Ga akan ada yang ngenalin udah tenang"
Shon hanya berdehem sambil sesekali memperhatikan sekeliling. Sementara Giselle membuka tas selempangnya, mengeluarkan secarik kertas kecil berisi nomor anonim yang dia minta ke Yeji tadi sebelum kemari.
"Gue mau lo lacak nomor ini, bisa?"
Shon mengambil kertas itu dan melihatnya, "gampang. Sambil merem juga kelar. Tapi-" Shon menggantung ucapannya, "bayarannya apa?"
"Kata lo gampang, temen sendiri ini"
"Ga ada yang gratis didunia ini sayang. Kalo gamau yaudah" Shon berdiri, tapi langsung ditahan Giselle.
"Laptop baru, keluaran terbaru. Temuin nomornya"
"Okay deal. Gue balik dulu, bye baby. Jangan lama-lama disini"
Sementara Giselle juga ikut keluar dari tempat itu. Sudah cukup malam, dia takut orang tuanya khawatir. Kan bahaya kalau uang jajannya dipotong. Baru juga mau mengenakan helm, dia melihat orang yang dikenalnya. Duduk di ayunan diseberang jalan sambil merokok. Gatau kenapa Giselle jadi kepo, dia pun mendekati orang itu.
"Hansel, lo ngapain disini malem malem?"
Si orang yang dipanggil-Han- langsung membuang rokoknya yang masih tersisa banyak dan menginjaknya dengan kaki.
"Lo ngapain disini?" Tanya Han balik.
"Santai aja kali" Giselle duduk di ayunan satunya, "Gue ada urusan"
Han cuma ber-oh-ria lalu kembali bermain ayunan. Disebelahnya Giselle juga ikut-ikutan.
"Lo belom jawab, ngapain disini malem malem?" Giselle nanya lagi.
Han diam sebentar, "Menikmati udara segar, maybe can be the right answer"
"Udara segar apanya. Kalo malem mah tumbuhan ngeluarinnya karbon dioksida goblok"
Han ketawa, "lo selalu apa adanya gini ya?"
Giselle mengangguk.
"Ah gue jadi makin suka kan"
Mendengar kata kata Han barusan, Giselle malah ketawa kenceng. Sementara Han cuma memperhatikan Giselle.
"Dahlah mau balik aja"
Giselle mau berdiri tapi ditahan Han.
"Coba main lagi deh, enak tau. Rasanya kaya balik jadi anak anak. Ga ada beban"
Menurut, Giselle duduk lagi. Mereka lalu main ayunan lagi. Kali ini Giselle yang memperhatikan Han. Gatau kenapa, Giselle jadi suka liatin Han begini.
"Citra" panggil Han.
Nama itu. Giselle udah lama ngga dipanggil dengan nama itu.
"Ya?"
"Apa sekarang gue udah satu langkah lebih maju?"
Pertanyaan random itu membuat Giselle bingung, "maksudnya?"
Han diam sebentar, "Kaya Yamaha, semakin didepan"
"Ha? Orang gila"
Giselle pun meninggalkan Han disana sendiri.
.
.
.
.
.
.
Yuna mengetuk pintu kamar orang tuanya, tapi ngga ada jawaban. Padahal di butuh fotocopy KK dan akta kelahiran untuk berkas persyaratan olimpiadenya.
"Lah iya ayah sama mama ngga dirumah" Yuna baru ingat orang tuanya sedang jalan jalan berdua, "ambil sendiri kali ya"
Yuna kemudian masuk kamar kedua orang tuanya. Langsung membuka laci tempat surat surat seperti KK, akta lahir dll biasa diletakkan. Baru juga dia mau buka salah satu map untuk mencari. Map itu sudah direbut Randi.
"Mau ngapain?" Tanya Randi.
"Nyari fotocopy-an KK sama akta lahir"
"Ck kan udah dibilang jangan buka-buka sendiri, minta tolong gue kan bisa"
Randi meletakkan map yang dipegangnya lalu ngambil map lain dan memberikan yang dibutuhkan Yuna.
"Nah udah kan? Keluar dulu gih"
Menurut saja, Yuna keluar kamar orang tuanya. Sementara Randi mengecek map yang diambil Yuna tadi. Sebenarnya Yuna agak heran, sejak dulu dia ngga diperbolehkan ngambil berkas macam KK atau akta lahirnya sendiri. Kata mamanya sih karena banyak berkas lain, nanti dia bingung. Kalo kasarnya mah kata Randi, "nanti lo berantakin bocah".
"Jangan jangan gue beneran anak pungut lagi. Terus orang tua gue sebenernya bukan manusia, tapi werewolf." Ucapnya. Tapi habis itu dia malah ketawa sendiri.
"Gila lo?" Randi yang lewat didepan kamar Yuna tiba-tiba munculin kepala dipintu.
"Ye ngga lah. Sana keluar"
"Dih. Yaudah. Gue makan sendiri sate dibawah"
Randi baru mau menutup pintu, tapi Yuna sudah melesat duluan keluar. Randi mengikuti dibelakang. Dan waktu sampai ruang makan, Yuna sudah anteng menikmati sate yang Randi beli.
"Sering sering kek bang begini"
"Yee maunya elo itumah"
Yuna cengengesan.
"Btw ga ngapelin cewe lo si Chindo itu?" Tanya Yuna.
"Shuhua? Ngga"
"Lah kenapa?"
"Putus" jawab Randi.
Mendengar jawaban itu, Yuna langsung ketawa lepas, "Mampus kena karm-uhuk uhuk"
Nah kan keselek:') Yuna juga kena karma karena ngatain abangnya.
Yang sabar ya nunggunya hehehe
Nanti pas spesial 40k pembaca aku mau bikin q&a buat para cast, jadi kalo ada yang mau ditanya silahkan:
1. Karina
2. Yeji
3. Lia
4. Giselle
5. Winter
6. Ryujin
7. Chaeryeong
8. Ningning
9. Yuna
10. Cast yang lain
Mau nanya tentang aku juga boleh wkwk
![](https://img.wattpad.com/cover/259490596-288-k637415.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Momogi Squad [AESZY]
Fanfic[LENGKAP] "Emang kita gak selalu akur, tapi momogi squad itu sembilan. Ngga kurang, ngga lebih"- Yeji Mengandung: biasxbias, crackpair, ooc, uwu, kegajean, bahasa kasar. Start: 6 April 2021 End: -