Pilihan Lia II

1.1K 186 46
                                    


Hai hai, maaf baru bisa update ya. Dan ini bakal lebih pendek dari biasa. Idenya lagi mandek buat cerita ini:')

Btw kalo yang suka baca POV boleh dong mampir ke akun tiktok-ku @/woosthec, akun itu punyaku sama temanku.





Riki
Kak
Si Rian itu diberhentiin jadi pelatih basket disekolahku
Katanya juga dia di skors
Kok bisa ya?

Lia cuma melihat sekilas chat dari Riki. Dia sudah tau karena emang dia yang melapor ke Yudha tentang Riki yang dibully dan dengan sedikit bantuan Shon buat menemukan bukti.

"Neng Lia, disuruh turun sama ibu"

"Oh iya bi"

Meletakkan hapenya, Lia turun keruang tamu. Dan ketika dia sampai sudah ada keluarga Yudha dan keluarganya disana.

"Kamu ini mau apa sih? Nyuruh nyuruh orang tua dateng begitu. Gak sopan" omel eyangnya.

"Udah pak" tegur Suhendro.

Ngga mempedulikan eyangnya, Karina memilih duduk disebelah Irene. Walau kursi disebelah ibunya-Jihan- kosong. Dengan sigap Irene langsung menggenggam tangan keponakannya itu.

"Jadi gini, aku gamau bertele-tele. Aku cuma mau bilang, aku ijinin ibuk nikah lagi"

Omongan Lia tentu bikin semua orang diruangan itu kaget. Termasuk Yudha dan Jihan.

"Hah gimana?" Tanya Shaka, "Gue udah nolak, kirain lo juga bakal nolak. Kok lo malah setuju!!"

Ngga mempedulikan Shaka, Lia melanjutkan kalimatnya.

"Tapi ada syaratnya"

"Apa?" Tanya Lia.

"Lia gamau tinggal sama ibuk"

.

.

.

.

.

.

"Lia yakin?"

Lia mendongak, mendapati Bobby berdiri didepannya. Dia lalu tersenyum dan mengangguk pada ayahnya itu.

"Yaudah kalo gitu. Ayo"

"Iyaa"

Ayah dan anak itu berjalan beriringan kedalam bandara sambil menggeret koper ditangan masing-masing. Sambil menunggu, mereka ngobrol dan juga makan camilan. Karena Lia tadi belum sempat makan tadi sebelum berangkat.

"Kalau mau berubah pikiran masih bisa loh" sekali lagi Bobby mencoba meyakinkan anaknya, tapi anaknya malah menggeleng.

"Aku yakin kok paaaak"

"Yaudah iya"

Mereka kembali sibuk masing-masing. Lia tenggelam dalam pikirannya, sebenernya dia masih ragu dengan pilihannya ini. Tapi menurutnya ini yang terbaik buat dia dan keluarganya.

"Lia udah baikan sama ibuk?"

"Ha? Oh" Lia diam, "Udah waktu itu. Ibuk minta maaf ke Lia"

Sehabis Lia memberi restu ke ibunya waktu itu Jihan memang langsung meminta maaf, dan Lia memaafkan.  Ya walau sebenarnya Lia masih ngga bisa menerima keputusan ibunya. Tapi mau bagaimana? Lia juga ngga mau jadi egois seperti ibunya.

“Mohon perhatiannya, penumpang Sky air nomor penerbangan CA127 menuju Washington mohon boarding dari pintu B3, Terima kasih.”

(PS: maaf kalo salah, aku ga pernah naik pesawat/kebandara hehe)

Mendengar pengumuman itu Lia dan Bobby langsung berdiri. Tapi baru juga mau jalan ada yang memanggil Lia dengan ngga santai.

"LIA TUNGGU!!"

"Nana?" Bingung Lia melihat cowo itu mendekat kearahnya.

Sementara itu Nana sudah berdiri didepan Lia sambil coba mengatur napasnya. Setelah sekitar tiga menit, napas Nana mulai teratur.

"Minum dulu minum" Lia menyodorkan botol air. Tapi ditolak.

"Gausah lo buru buru kan. Gue cuma mau bilang sesuatu ke elo. Takut ngga keburu dan kita ga ketemu lagi"

"Hah?" Bingung Lia.

"Gue suka sama lo"

"Ha?" Lia masih bingung.

"Gue suka sama elo, gue tadinya mau nembak elo pake persiapan tapi ternyata lo mau ke Amerika ya jadi gini aja" jelas Nana.

"Gue juga suka sama elo sebenernya, tapi..."

"Apa? Lo gabisa ldr?"

Lia menggeleng.

"Lo udah punya pacar?"

Lia menggeleng lagi.

"Terus?" Nana makin bingung.

"Gue gamau ke Amerika, gue cuma nganter bapak gue" jelas Lia diakhiri tawa.

Sementara Nana ngeblank dan Bobby juga ikutan Lia ketawa.

"Ajun bangsat bikin malu aja, awas aja lo nanti"- batin Nana.

.

.

.

.

.

.

Sementara itu........

"HAHAHAHA kebayang sih anjir gimana muka si Nana"

Karina yang dengar cerita Ajun cuma geleng geleng kepala, aneh aja kelakuan kembarannya ini.

"Udah deh ya daripada lo begitu, mending buruan dorong trolinya. Ditungguin dirumah" suruh Karina.

Keduanya sekarang sedang belanja di supermarket dekat komplek mereka. Beli keperluan bulanan.

"Heeey bestaiiiiii"

Si kembar menoleh, mendapati Yeji dan Jeno dibelakang mereka.

"Dih lo ngapain?" Tanya Karina.

"Belanja lah" jawab Jeno.

"Bukan lo Jenong, Yeji"

"Belanja. Diminta mamanya Jeno tadi, mau belajar masak gue"- Yeji

"Ciee yang udah akrab sama camer" ledek Ajun.

"Diem. Belanja deh lo sana"

Akhirnya mereka berempat belanja bareng, Yeji bareng Karina dan Ajun bareng Jeno agar lebih efisien dan cepat.

"Eh Rin, itu Yuna bukan?"

Karina yang tadinya sibuk milih ayam langsung menoleh kearah Yeji menunjuk. Dan benar saja, ada Yuna sedang berdiri disana. Tapi yang aneh, Yuna bawa tas besar.

"Loh mau kemana dia?" Bingung Yeji melihat Yuna naik ke mobil yang mereka ga kenal.


See you soon.

Momogi Squad [AESZY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang