Jihan dan Lia

1K 147 24
                                    

*lanjutan chapter 'Pilihan Lia II'

Semua orang sudah pulang, Lia juga sudah ke kamarnya dan Karina sekarang. Dia sedikit menyesali ucapannya tadi, tapi mau bagaimana lagi.

Tok tok tok

"Lia? Ibuk masuk ya?" Ucap Jihan sambil memasuki kamar Lia.

Lia yang tadinya tiduran langsung duduk menghadap ibunya, Jihan juga duduk di kursi belajar didepan Lia. Wanita itu menggenggam tangan anaknya.

"Maafin ibuk ya nak, ibuk egois" Jihan menunduk.

"Jujur, aku masih kecewa dan marah ke ibuk." ucap Lia.

Bohong kalau Lia bilang dia gapapa. Kalau boleh, Lia mau egois. Dia mau orang tuanya tetap bersama, bahagia dengan dia. Tapi kalau gitu, itu artinya yang Lia rasakan kebahagian semu. Satu-satunya alasan orang tuanya bertahan supaya Lia bahagia, tapi orang tuanya sendiri ngga bahagia. Gimana Lia bisa bahagia?

Lia balas menggenggam tangan ibunya, "Gapapa, Lia bahagia kalau bapak dan ibuk bahagia."

"Tapi ibuk juga bahagia kalau Lia bahagia. Lia yakin ijinin ibuk? Kalau ngga pun gapapa, ibuk gak akan maju tanpa restu kamu"

Lia mengangguk sambil tersenyum, dan itu membuat Jihan malah menangis.

"Ibuk yang salah nak, sejak awal ini salah ibuk" Jihan mulai terisak, "Ibuk ngga bisa lupain cinta pertama ibuk padahal udah nikah sama bapak kamu. Maaf Lia, maafin ibuk."

"Sttt kok ibuk yang nangis, harusnya kan Lia yang nangis buk." Lia memeluk ibunya.

Mungkin ini memang yang terbaik buat semuanya, bahkan bapaknya pun juga bilang tanpa kehadiran Yudha pun dia akan menceraikan Jihan karena merasa pernikahan mereka ngga bisa diselamatkan. Yang membuat mereka bertahan ya cuma Lia.

.

.

.

.

.

.

*Kembali ke waktu sekarang

Hari yang ditunggu tiba, hari pernikahan Jihan dan Yudha. Semua orang sudah datang, bahkan momogi squad sudah datang dengan keluarga mereka. Ada Nana juga, karena ternyata Nana dan Shaka itu satu geng.

Sekarang ini tinggal acara resepsi sebenarnya, karena ijab kabul-nya sudah selesai pagi tadi.

"Yah ini gimana masangnya?!!" Riki jalan keluar kamar ganti sambil menenteng kain jarik-nya. Bocah itu pakai celana sepak bola dengan atasan beskap yang sudah rapi.

"Bapak lo lagi di dandanin, sini gue bantuin deh." Shaka mendekati adiknya.

"Gamau!! Nanti jelek"

"Kurang ajar ini anak." Shaka bersiap-siap melempar bantal ke adeknya.

"Udah udah sini gue bantuin Rik" gerah juga Lia lihatnya. Dari pagi kakak adik ini udah gelud terus. Ga kebayang gimana kalau nanti Lia ikut tinggal dirumah mereka.

"Kak Lia emang terbaik." Puji Riki.

"Idih pilih kasih ini bocah" kesal Shaka.

"Heh brisik banget, ayah masukin tong sampah nih" ancam Yudha yang sama sekali ngga seram dan malah membuat Jihan ketawa.

Diam-diam Lia melirik ibunya yang baru berganti pakaian, melihat ibunya yang kelihatan bahagia Lia juga ngga bisa ngga bahagia. Mungkin emang perpisahan orang tuanya itu yang paling tepat.

Berkat ancaman Yudha tadi, dua anaknya bisa damai sampai acara dimulai.

"Lia, lo berdiri sebelah Nana deh" suruh Karina.

Momogi Squad [AESZY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang