Healer 11

461 52 10
                                    

Guys, tetangga sebelah rumahku ada yg positif covid😭 semoga kita semua selalu dilindungi dr virus itu ya, amin!

Selamat membaca!

"Bawa saya pergi dari sini"

Mata jernih itu menyiratkan luka, kekosongan dan permohonan yang sangat kentara. Sehingga siapapun yang menatap mata itu akan langsung mengabulkan apa saja yang dipintanya, tapi tidak. Vio tidak bisa mengabulkan permintaan Agus.

Mengapa seorang anak ingin pergi dari pesta pernikahan ibunya, seharusnya dia ikut merayakan hari bahagia ini bersama keluarganya, bukan malah berlari menjauh, apapun alasannya.

"Terus, eomma mas?"

"Mereka juga ngga akan sadar kalau saya ngga ada" ucapnya dibarengi dengkusan.

Oh! Iya, mas Agus kemana, ya? Tante ngga perhatiin, tapi kalau si bontot tadi pergi ke toilet.

Vio langsung teringat percakapannya tadi dengan Choon-Hee. Apa keluarga pria itu memang se-tidak perhatian itu padanya?

"Tapi biar bagaimana pun, mas harus tetap disini. Ini hari yang penting buat orang tua mas, ngga baik kalau mas tiba-tiba ninggalin pesta gitu aja. Kalau eomma mas tahu, dia pasti sedih" ucapnya memberi pengertian seperti kepada anak kecil.

Ekspresi pria itu tidak berubah, bahkan sebenarnya sejak tadi ekspresinya masih sama, hanya tertawa sebentar tadi saat mendengar ucapan Violet, dan selebihnya menampilkan muka datar, terkadang diselingi dengan dengkusan.

"Jadi intinya kamu ngga mau bawa saya pergi dari sini?"

Vio menggeleng cepat. "Nope! Saya ngga mau dipenjara karena tuduhan menculik anak orang"

"Astaga! Lagian mana ada orang yang akan percaya kamu menculik saya? Yang ada malah kamu yang saya culik nanti, karena kamu kelihatan terlalu cantik malam ini"

Violet mengerjap-ngerjapkan matanya polos, sedikit terkejut dengan pujian Agus yang tiba-tiba.

Oh, Violet tidak tahu saja. Dalam hatinya, Agus sudah menyumpahi diri sendiri karena pujian yang sedari tadi dia tahan di kepala, entah mengapa bisa meluncur halus keluar dari mulutnya.

"Terima kasih" ucap wanita itu menunduk, menutupi kegugupannya.

Lalu keheningan melingkupi mereka lagi, seperti saat awal tadi Violet datang.

"Saya ingat dulu waktu masih kecil, saat lihat langit malam pasti akan ada banyak bintang. Tapi kenapa sekarang cuma satu dua yang kelihatan?" Lagi-lagi Violet yang memecah keheningan diantara mereka, wanita itu mendongak menatap langit yang baru saja berubah gelap sejam yang lalu. Pesta yang diadakan sejak jam 9 pagi tadi sepertinya sebentar lagi akan berakhir.

"Itu karena polusi cahaya"

"Hm? Saya baru denger ada polusi cahaya" dengan cepat wanita itu menoleh ke samping.

Kemudian Agus menjelaskan apa yang dia tahu kepada Violet. "Polusi cahaya itu hamburan dari cahaya di daerah perkotaan. Seperti lampu jalanan, lampu gedung bertingkat, lampu dari kendaraan, perumahan padat penduduk dan papan iklan yang ada di jalan raya. Lampu-lampu itu yang mengakibatkan bintang ngga terlihat, karena cahayanya dikalahkan oleh cahaya yang digunakan manusia." Jelasnya sambil memandang langit.

"Jadi dengan kata lain bintangnya terhalangi?"

"Betul. Kalau kamu mau lihat banyak bintang, kamu harus pergi ke tempat yang gelap, jauh dari pemukiman"

Sejak tadi Vio tidak melepaskan pandangannya sedetikpun dari Agus sepanjang pria itu menjelaskan mengenai bintang, langit dan semacamnya. Lalu wanita itu seakan tersadar dengan apa yang dilakukannya, dia pun menarik pandangannya dari Agus dan kembali menatap langit. "How do you know about that?"

"Saya suka baca, jadi saya sedikit tahu"

"Of course you are!" Gumamanya. Kenapa dia harus tanya? Agus kan mirip mamanya, pasti mereka juga punya hobi yang sama.

"Kamu pernah pergi ketempat yang gelap dan jauh dari pemukiman, Vi?" Tanya Agus tiba-tiba.

"Belum sih, dulu saya liat bintangnya cuma dari atas balkon aja"

"Sama, saya juga belum pernah"

"Suatu saat saya mau ke tempat itu, lihat ribuan bintang dari tempat yang tinggi dan sunyi pasti indah banget" Vio tersenyum, membayangkan adegan seperti di film-film. Dimana dia pergi ke bukit untuk melihat indahnya pemandangan langit malam yang ditaburi ribuan bintang, dan di bawahnya ada kilatan cahaya dari gedung-gedung perkantoran dan rumah penduduk.

"Kamu harus ajak saya berarti" ucap Agus spontan.

"Hah?" Vio menoleh

Agus ikut menoleh, mereka saling bertatapan. "Pergi ke tempat itu"

"Sure! Ayo kita pergi ke sana suatu saat nanti" ajak Violet antusias dengan senyum mengembang. Tanpa dia sadari bahwa apa yang dia lakukan semakin membuat Agus jatuh padanya.

Dan sepertinya kita harus memperhatikan setiap kata yang kita ucapkan mulai sekarang, karena siapa tahu? Semesta merestui, dan apa yang kita ucapkan menjadi kenyataan.

Tbc.

Ayo pencet bintang yg banyak, biar mereka berdua bisa cepet2 lihat bintang berdua🤓💜

Ig: catypattinson10

HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang