Healer 28

429 39 0
                                    

Selamat membaca!

Hari ini mereka berencana untuk pergi ke pantai yang ada di dekat villa, Vio dan Agus harus mengalah dan membiarkan para orang tua menggunakan kamar mandi lebih dulu. Setelah menyelesaikan rutinitas paginya, Abraham dan Berlian tidak terlihat di sekitaran villa, entah kemana orang tuanya itu. Mungkin sedang mesra-mesraan di kamar kosong.

Vio menuruni anak tangga, tujuannya tentu saja kamar yang ditempati Agus. Dia melihat dari celah pintu yang sedikit lebar, pria itu sedang duduk di pinggir ranjang dan terlihat kesulitan memasang kancing kemeja di pergelangan tangannya.

Wajahnya serius sekali, namun entah kenapa tetap terlihat imut karena bibir bawahnya yang dimajukan. Sesekali Agus akan menghela napas panjang karena kesal kancing bajunya tidak mau masuk ke lubangnya.

Vio mengetuk pintu dua kali, tanpa mengucapkan sepatah katapun, wanita itu masuk dan langsung membantu Agus memasang kancingnya.

Agus terkesiap beberapa saat. Perhatian Vio yang suka tiba-tiba sering membuat jantungnya berdebar tak karuan.

Dari tempatnya, Agus memperhatikan wajah wanita itu yang berdiri di hadapannya. Mengambil kesempatan karena Violet masih sibuk memasang kancing di pergelangan tangannya yang satu lagi, Agus menaruh satu tangannya yang bebas di pinggul Violet dan menggiring wanita itu masuk diantara kakinya yang terbuka.

Violet selesai dengan kegiatannya dan mereka bertatapan selama beberapa saat. "I wanna kiss you so bad." Agus berkata dengan lirih dan napas yang memburu.

Violet terkejut dengan pernyataan pria itu yang tiba-tiba. Vio tidak tahu bagaimana harus merespon, maka dia hanya diam. Dia mengerti dengan situasi yang saat ini sedang terjadi, namun anehnya, biasanya dia akan merasa takut dan seperti dilecehkan. Kali ini dia tidak merasa seperti itu. Dia justru merasakan hal yang sama dengan pria di hadapannya.

"Tapi aku ngga akan cium kamu kalau kamu ngga mau. Aku ngga suka kalau nantinya kamu akan jaga jarak lagi dengan aku, seperti waktu kita pertama kali ketemu" dengan sekejap Agus bangkit berdiri, tingginya menjulang jika dibanding dengan Violet. Sebagai informasi, tinggi Agus 174 cm dengan tinggi Violet yang hanya 155 cm. Pria itu lalu memegang kedua bahu Vio lembut.

"Untuk sekarang, peluk aja boleh kan?"

Vio mengangguk dengan lambat. Setelahnya dia merasakan tubuhnya hangat karena dekapan dari Agus.

Dia menyukainya. Sangat menyukainya.

Dia tidak merasa takut ataupun gemetar. Dia hanya merasa nyaman dan aman di dalam dekapan hangat pria itu.

Beberapa menit kemudian Agus melepas pelukan mereka. Pria itu membalikan badan Violet dan mendorong tubuh kecil wanita itu hingga keluar dari kamar bersama dengan dirinya. "Jangan lama-lama di kamar, bahaya" ucapnya terkekeh sendiri.

Violet menoleh ke belakang. Menatap pria itu, alisnya mengernyit heran.

"Aku ngga yakin pertahanan diriku sekuat itu kalau kelaman berduaan sama kamu di tempat sepi" katanya lagi.

💜💜💜

"Mas, coba liat sekeliling kamu"

Agus menurut, dia melihat sekeliling seperti yang diperintahkan Violet tadi.

"Ngga ada orang yang pake baju dan celana panjang ke pantai"

"Ada" jawabnya santai.

"Iya kamu doang" teriak Violet kesal. "Buka celananya!"

"Argh" Agus menggeram kesal. Jika sudah begini, itu tandanya Agus benar-benar tidak mau dipaksa. Pria itu akan melengoskan badannya dan membelakangi lawan bicaranya.

HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang